Senin, 05 Mei 2014

Eos School Of Magic – Chap2. Meet Again



Eos School Of Magic – Chap2. Meet Again



Author: Jibeng and Frost Lady

Genre : Fantasy, Drama, Romance, School Life

Rating : T

Casts :
- Yukohara Ai
- Aimee Frisbey
- EXO’s Kris
- EXO’s Chanyeol
- EXO’s Tao
- EXO’s Chen
- EXO’s member
-Others

Sambutan Author
*Jibeng: hai :3 gila sehari selese lagi ini ff. Seneeeeeng *----* RCL please. Pengen tau dimana kurangnya, dimana belom gregetnya u__u btw aku deg-degan pas nulis bagian krisnya (?)
*Frost Lady: Hello :D ketemu lagi sama aku, ini FF bener bener ngebut banget loh, tadi siang waktu Jibeng dateng aku belum ada inspirasi segila ini (?) tapi akhirnya jadi juga hhe.. Kami harap para readers suka sama FF ini J sekedar pemberitahuan di Chap kemaren si Ai sama Aimee emang sengaja dibikin percakapannya Informal hhe, jangan lupa RCL ya J Enjoyy



.
Siapa sangka aku ini bukan gadis biasa?
Siapa sangka aku memiliki kelebihan dibanding orang lain?
Aku tidak tahu harus berbuat apa?
Jika boleh memilih aku ingin menjadi manusia biasa saja
Karena menjadi Silver Blood artinya ..
Aku harus bertemu denganmu ..
--Aimee.

Aimee dan Ai terus berlari-lari di keheningan malam. Dari lorong tempat Aimee bertemu laki-laki misterius tadi, mereka berbelok ke arah kanan dan terus berlari ke Aula Utama Eos School of Magic tempat berkumpulnya para siswa-siswi dan mentor yang telah lama berkumpul. Dalam hati Ai terus merutuki keteledoran Aimee, karena menurutnya jika saja tadi gadis itu cepat bergegas maka mereka tidak akan seterlambat ini. Sementara itu Aimee disampingnya tidak terlalu fokus dengan jalanan di depannya. Fikiran Aimee masih terfokus pada satu masalah.

“Siapa laki-laki itu?” batin Aimee bertanya-tanya.

‘Brakk’

Pintu Aula Utama Eos School of Magic terbuka dengan kasar bersamaan dengan masuknya Aimee dan Ai yang terengah-engah. Sontak saja seluruh siswa-siswi dan para mentor yang tengah mendengarkan sambutan dari Prof. Alexander Swift selaku Kepala Eos School of Magic menoleh ke arah kedua gadis itu.

Kini kedua gadis itu telah berada pada Aula Utama, semua mata yang ada di Aula itu tertuju kepada Ai dan Aimee. Aimee melupakan masalahnya tadi dengan si laki-laki berbadan tinggi tegap yang misterius. Kini ia mencoba untuk tidak terlihat konyol di depan orang banyak.

“Sorry, we’re late..” Ai bersuara tanpa melihat mimik muka Aimee yang terlihat tegang.

“Why are you late? Ini adalah malam pertama kalian disini sebagai siswi baru tapi kalian justru datang terlambat?” tanya Prof. Alexander. Aimee membisikkan kata-kata dari Prof. Alexander dengan bahasa indonesia kepada Ai.

“We had some problem, Sir. Pardon us” terang Ai mencoba menjelaskan mengapa kedua gadis itu terlambat.

Prof. Alexander hanya menaikkan sebelah alisnya, tanpa berkata-kata dan ia langsung menyuruh Ai dan Aimee untuk duduk. Prof. Alexander kembali melanjutkan sambutannya yang terpotong tadi. Kedua gadis itu menghela napas pelan dan langsung berbaur diantara rombongan siswa-siswi baru.

Ai memandang ke arah sekeliling Aula tempat ia berada sekarang. Aula ini dipenuhi dengan lilin-lilin yang menggantung di dindingnya memberi kesan elegan papa ruangan itu. Dilihatnya dua sosok siswa yang juga duduk diantara gerombolan murid baru sedang menunjuk ke arah dirinya dan Aimee. Mereka tampak sedang membicarakan dirinya dan tersenyum remeh ke arahnya. Ai yang merasa heran kepada kedua murid itu hanya mengangkat bahunya tanda bahwa ia tidak perduli.

Pandangannya kemudian beralih pada semua murid yang berada dibelakang kursi Profesor lain. Dalam pikiran Ai, mereka pasti bukan murid biasa. Terlihat dari pakaian mereka yang berbeda dari kakak kelas yang lain. Mereka menggunakan semacam pin dengan warna keemasan berbentuk kepala srigala. Hal itu membuat mereka lebih elegan dan mempesona dari siswa lainnya. Matanya berhenti kepada sosok pria yang tingginya sejajar dengan tinggi pria disampingnya. Pria itu menatap Ai dengan lekat dan menyeringai kepada Ai.

“Pink?” bisik Ai secara tidak sadar saat melihat rambut dari pria tadi. Aimee yang mendengar bisikan spontan dari Ai, langsung menoleh ke arah gadis yang sedang terpaku disampingnya. Tatapan Ai tertuju pada salah satu sosok yang berdiri dibelakang Profesor. Aimee mengikuti arah pandangan Ai dan menemukan sosok Pria yang juga sedang menatap gadis berkuncir rambut satu itu.

Perintah Prof. Alexander mengembalikan kembali kesadaran Ai yang tengah bertatap-tatapan dengan pria tadi. Kini Ai kembali fokus kepada ucapan Prof. Alexander, ia menjelaskan bahwa siswa-siswi baru akan masuk ke asrama yang berada di lantai 4 Eos School of Magic. Ai dan Aimee mendapatkan kamar bernomor 247. Semua siswa-siswi pun bergegas keluar dari Aula didampingi oleh mentor masing-masing.

“Aimee, siapa nama mentor kita tadi?” tanya Ai saat mereka keluar dari Aula.

“Park.. Chan.. Channyu.. Chanyoung.. Chan..”

Park Chanyeol..” suara berat dari arah belakang Aimee menghentikan perkataan gadis berponi itu, sosok laki-laki berparas menawan yang mempunyai mata bulat itu kini berada disamping Aimee. Postur tubuh laki-laki itu mengharuskan Aimee dan Ai untuk mendongak keatas melihat ke arahnya.
Chanyeol tidak memasang muka ramah seperti para mentor lainnya yang berada di Aula ini. Ia terkesan ingin segera meninggalkan kedua gadis itu. tatapannya sangat sinis ke arah Ai dan Aimee membuat Ai yangdipandang seperti itu merasa kesal.

“Kalian cepat ikuti langkah ku!” bentak Chanyeol pada Ai dan Aimee. Setelah itu ia langsung berjalan meninggalkan Ai dan Aimee dengan langkah kaki yang cepat. Aimee yang merasa tidak bersalah tidak terima ia dan sahabatnya dibentak oleh mentor yang baru saja ditemuinya itu.

“Telinga kami masih berfungsi. Tidak perlu berteriak, lagipula kenapa harus terburu-buru?” ucap Aimee tidak bersahabat.

Chanyeol yang mendengar perkataan sinis Aimee langsung menghentikan langkah kakinya. Ia kembali menoleh ke arah kedua gadis itu. ia menatap tajam Aimee kemudian ia tersenyum meremehkan.
“Silver Blood seperti kalian memang tidak tahu sopan santun!” ujar Chanyeol dengan senyum yang meremehkan.

Aimee yang semakin tidak terima dengan perkataan Chanyeol hendak memprotes, namun dihentikan oleh Ai yang membisikkan kata-kata agar tidak melawan dengan menggunakan Bahasa Indonesia agar tidak berelisih dengan mentor mereka di hari pertama.

“I’m sorry Sunbae, we don’t mean to argue with you, pardon us ..” walaupun tidak mengetahui jelas apa yang mereka katakan tapi Ai yakin mereka sedang berdebat. Aimee menarik napasnya dalam-dalam untuk mengontrol dirinya. Chanyeol langsung membalikkan badannya tanpa menjawab perkataan Ai. Akhirnya 
Aimee dan Ai mengikuti langkah kaki Chanyeol menuju kamar mereka.

Setibanya di kamar, Ai menanyakan sesuatu yang sedari awal ingin ia tanyakan kepada Aimee.

“Aimee, kamu kok bisa ngerti bahasa mereka sih? Kan kita sama-sama baru semalem disini?” tanya Ai kepada Aimee dengan ekspresi bertanya-tanya.

“Emang tadi aku ngomong pake Bahasa Eos?” Aimee bertanya balik.

“Kamu ini gimana sih? Kamu tadi ngomong pake Bahasa Eos, masa engga sadar?” terang Ai yang membuat Aimee semakin bingung.

“Mungkin engga sih kalau ini pengaruh dari ‘kutukan’ yang aku punya?”

“Kelebihan, darl” sela Ai yang membetulkan ucapan Aimee.

Semua penghuni di Eos School of  Magic memang memiliki kekuatan. Itulah alasan kenapa Ai dan Aimee menuju ke ESM. Aimee mempunyai kekuatan untuk mengendalikan semua roh yang ada di sekitarnya. Hal ini bisa membuatnya berkomunikasi dengan roh-roh itu. Itulah alasan mengapa Aimee menganggap bahwa kekuatan yang dimilikinya adalah kutukan. Aimee tidak nyaman memiliki kekuatan itu, karena ia sangat terganggu setiap saat melihat roh-roh yang berkeliaran di sekelilingnya. Sementara itu, Ai memiliki kekuatan yang berbeda. Ia bisa mengendalikan semua elemen seperti air, angin, dan api. Tapi itu tidak berlangsung lama. Dan kekuatan Ai memerlukan konsentrasi yang tinggi.

“Iyalah terserah kamu, dari tadi kita diikutin sama roh, dia yang ngebantuin aku buat ngomong bahasa Eos” terang Aimee.

“Ohh.. gitu, gimana kalau kamu ngajarin aku?” pinta Ai pada Aimee. Aimee mengangguk setuju, ia tidak mau melihat sahabatnya terus-terusan tidak mengerti tentang Bahasa Eos. Mereka belajar dengan asik hingga akhirnya kedua gadis itu terlelap.

******

Eos, 26 January 20xx.

Hari sudah berganti. Kini sudah saatnya Aimee dan Ai mengikuti pembelajaran di Eos School of Magic. saat ini mereka tengah berkeliling mencari kelas tempat mereka belajar, dengan berbekal secarik peta yang menunjukkan denah ruang kelas. Tapi sudah 10 menit mereka berputar-putar di lantai 2, tetap saja mereka belum menemukan kelas mereka. Padahal pelajaran sudah hampir dimulai.

“Aimee, bagaimana ini? Kelas sudah hampir dimulai tapi kita belum menemukan kelas kita?” ujar Ai dengan wajah panik.

“Aku juga bingung kita berada dimana?” jawab Aimee sambil menoleh ke arah sekelilingnya. Mereka kini berada di sebuah koridor panjang yang mempunyai pintu di ujungnya.

“Aimee aku pikir kita tersesat, ayo kita kembali saja” kata Ai sambil menarik tangan Aimee. Mereka kemudian kembali berjalan, berniat meninggalkan korodor itu. Tapi saat Ai dan Aimee hendak berbelok, dari arah berlawanan datanglah Chanyeol dengan keempat laki-laki lain yang tidak kalah menawannya.

“Wait.. itu Chanyeol Sunbae.. Jika kita berpapasan dengan dia, kita pasti akan kena marah” bisik Ai kepada Aimee disampingnya.

“Oh my.. Kenapa kita harus bertemu dengan dia lagi?” desah Aimee tidak suka.

“Eotteoke? Ayo kita cari jalan lain saja” ajak Ai kemabali menarik tangan Aimee.

Meraka baru saja akan berlari tapi dari arah yang sama juga terlihat 7 laki-laki tampan yang mengenakan pin kepala srigala emas yang juga berjalan ke arah Ai dan Aimee.

“Oh God, ayo pergi Ai! Cepat! Kita bisa mendapatkan masalah jika para Sunbae tahu kita belum berada di kelas” perintah Aimee kelabakan.

Ai yang bingung hanya bisa mengangguk dan mengikuti perintah Aimee. Tapi saat mereka berbalik betapa terkejutnya mereka.

“Arghhhhh..”

Ai dan Aimee spontan berteriak melihat Chanyeol dan keempat temannya yang sudah berada tepat di belakang mereka.

“Kenapa kalian ada disini?” tanya Chanyeol dengan nada dingin.

“Kami-“

“Ada apa ini?”

Ucapan Aimee terpotong ketika ada suara berat yang menyelanya. Sontak saja semua orang yang ada disitu menoleh ke arah si pemilik suara.

“Laki-laki itu.. Laki-laki yang semalam..” batin Aimee.

“Kris, aku pikir kau ada di dalam?” ujar Chanyeol menaikkan sebelah alisnya ke arah Kris yang baru saja datang bersama dengan yang lain.

Kris tak menjawab, ia kemudian beralih menatap Ai dan Aimee. Pandangannya tertuju ke arah Aimee yang juga tengah menatapnya.

“Kau.. Kau yang kemarin di lorong utama” tunjuk Kris pada Aimee.

“Dia masih mengingatku..” batin Aimee, entah kenapa ada sedikit rasa senang yang hinggap di dirinya.

“Yap. Dan kau adalah laki-laki yang tidak bertanggung jawab yang hanya meninggalkan ku tanpa meminta maaf atau membantuku” Aimee merutuki dirinya sendiri, bukan itu yang ingin ia katakan. Tapi rasa sakit pada bahunya mengingatkannya pada kelakuan Kris semalam. 

“Itu bukan salahku, kau saja yang berjalan dengan teledor” jawab Kris dengan santai.

“Oh ya? Harusnya itu menjadi salahmu. Kau jelas-jelas mencengkram bahuku dan menatapku secara tidak sopan” 

“Kau Silver blood bukan? Tidak seharusnya melawan Kris Hyung. Dia adalah Alfa dari darah murni dan ini bukan kawasan untuk jalan-jalan bagi silver blood seperti kalian. Sebaiknya cepat pergi dari sini” sela seorang yang tepat berada disamping Kris. Tinggi pria itu hampir sama dengan Kris, dengan rambutnya yang berwarna kehijau-hijauan.

“Cukup, Tao. Mereka adalah murid baru, mereka pasti tidak tahu jika ini adalah kawasan untuk darah murni” Ujar pria yang tidak lebih tinggi dari Tao. Pria itu menggunakan cincin berbentuk Scorpion. Pria itu adalah Chen.

“Ai, lets go! Aku muak dengan mereka semua” tiba-tiba saja Aimee menarik tangan Ai untuk meninggalkan kawasan khusus darah murni. 

“Tunggu!” Chen menarik tangan Ai. Ada sedikit sengatan yang Ai rasakan pada tangannya yang kontan saja membuatnya sedikit meringis.

“Maaf, aku tidak bermaksud untuk melukaimu” kini ia meminta maaf pada Ai.

“See? Kau menyakiti sahabatku. Ayo Ai!” Aimee menarik lagi tangan Ai yang sempat terlepas dari genggamannya. Ai hanya bisa melihat beberapa laki-laki tadi sudah tidak memperdulikan mereka. Namun, ia melihat lagi sosok pria berambut pink yang semalam diliatnya. Laki-laki itu kembali memamerkan seringainya.

Seringai itu.. Aku bertemu dengannya lagi –Batin Ai.


***to be continue
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar