Eos
School Of Magic – Chap2. Meet Again
Author:
Jibeng and Frost Lady
Genre :
Fantasy, Drama, Romance, School Life
Rating :
T
Casts :
-
Yukohara Ai
-
Aimee Frisbey
-
EXO’s Kris
-
EXO’s Chanyeol
-
EXO’s Tao
-
EXO’s Chen
-
EXO’s member
-Others
Sambutan Author
*Jibeng:
hai :3 gila sehari selese lagi ini ff. Seneeeeeng *----* RCL please. Pengen tau
dimana kurangnya, dimana belom gregetnya u__u btw aku deg-degan pas nulis
bagian krisnya (?)
*Frost
Lady: Hello :D ketemu lagi sama aku, ini FF bener bener ngebut banget loh,
tadi siang waktu Jibeng dateng aku belum ada inspirasi segila ini (?) tapi
akhirnya jadi juga hhe.. Kami harap para readers suka sama FF ini J sekedar pemberitahuan di Chap kemaren si Ai sama
Aimee emang sengaja dibikin percakapannya Informal hhe, jangan lupa RCL ya J Enjoyy
.
Siapa sangka aku ini bukan gadis biasa?
Siapa sangka aku memiliki kelebihan dibanding orang lain?
Aku tidak tahu harus berbuat apa?
Jika boleh memilih aku ingin menjadi manusia biasa
saja
Karena menjadi Silver Blood artinya ..
Aku harus bertemu denganmu ..
--Aimee.
Aimee dan
Ai terus berlari-lari di keheningan malam. Dari lorong tempat Aimee bertemu
laki-laki misterius tadi, mereka berbelok ke arah kanan dan terus berlari ke
Aula Utama Eos School of Magic tempat berkumpulnya para siswa-siswi dan mentor
yang telah lama berkumpul. Dalam hati Ai terus merutuki keteledoran Aimee,
karena menurutnya jika saja tadi gadis itu cepat bergegas maka mereka tidak
akan seterlambat ini. Sementara itu Aimee disampingnya tidak terlalu fokus
dengan jalanan di depannya. Fikiran Aimee masih terfokus pada satu masalah.
“Siapa
laki-laki itu?” batin Aimee bertanya-tanya.
‘Brakk’
Pintu
Aula Utama Eos School of Magic terbuka dengan kasar bersamaan dengan masuknya
Aimee dan Ai yang terengah-engah. Sontak saja seluruh siswa-siswi dan para
mentor yang tengah mendengarkan sambutan dari Prof. Alexander Swift selaku
Kepala Eos School of Magic menoleh ke arah kedua gadis itu.
Kini
kedua gadis itu telah berada pada Aula Utama, semua mata yang ada di Aula itu
tertuju kepada Ai dan Aimee. Aimee melupakan masalahnya tadi dengan si
laki-laki berbadan tinggi tegap yang misterius. Kini ia mencoba untuk tidak terlihat
konyol di depan orang banyak.
“Sorry,
we’re late..” Ai bersuara tanpa melihat mimik muka Aimee yang terlihat tegang.
“Why are
you late? Ini adalah malam pertama kalian disini sebagai siswi baru tapi kalian
justru datang terlambat?” tanya Prof. Alexander. Aimee membisikkan kata-kata
dari Prof. Alexander dengan bahasa indonesia kepada Ai.
“We had
some problem, Sir. Pardon us” terang Ai mencoba menjelaskan mengapa kedua gadis
itu terlambat.
Prof.
Alexander hanya menaikkan sebelah alisnya, tanpa berkata-kata dan ia langsung
menyuruh Ai dan Aimee untuk duduk. Prof. Alexander kembali melanjutkan
sambutannya yang terpotong tadi. Kedua gadis itu menghela napas pelan dan
langsung berbaur diantara rombongan siswa-siswi baru.
Ai
memandang ke arah sekeliling Aula tempat ia berada sekarang. Aula ini dipenuhi
dengan lilin-lilin yang menggantung di dindingnya memberi kesan elegan papa
ruangan itu. Dilihatnya dua sosok siswa yang juga duduk diantara gerombolan
murid baru sedang menunjuk ke arah dirinya dan Aimee. Mereka tampak sedang
membicarakan dirinya dan tersenyum remeh ke arahnya. Ai yang merasa heran
kepada kedua murid itu hanya mengangkat bahunya tanda bahwa ia tidak perduli.
Pandangannya
kemudian beralih pada semua murid yang berada dibelakang kursi Profesor lain.
Dalam pikiran Ai, mereka pasti bukan murid biasa. Terlihat dari pakaian mereka
yang berbeda dari kakak kelas yang lain. Mereka menggunakan semacam pin dengan
warna keemasan berbentuk kepala srigala. Hal itu membuat mereka lebih elegan
dan mempesona dari siswa lainnya. Matanya berhenti kepada sosok pria yang
tingginya sejajar dengan tinggi pria disampingnya. Pria itu menatap Ai dengan
lekat dan menyeringai kepada Ai.
“Pink?”
bisik Ai secara tidak sadar saat melihat rambut dari pria tadi. Aimee yang mendengar
bisikan spontan dari Ai, langsung menoleh ke arah gadis yang sedang terpaku
disampingnya. Tatapan Ai tertuju pada salah satu sosok yang berdiri dibelakang
Profesor. Aimee mengikuti arah pandangan Ai dan menemukan sosok Pria yang juga
sedang menatap gadis berkuncir rambut satu itu.
Perintah
Prof. Alexander mengembalikan kembali kesadaran Ai yang tengah bertatap-tatapan
dengan pria tadi. Kini Ai kembali fokus kepada ucapan Prof. Alexander, ia
menjelaskan bahwa siswa-siswi baru akan masuk ke asrama yang berada di lantai 4
Eos School of Magic. Ai dan Aimee mendapatkan kamar bernomor 247. Semua
siswa-siswi pun bergegas keluar dari Aula didampingi oleh mentor masing-masing.
“Aimee, siapa
nama mentor kita tadi?” tanya Ai saat mereka keluar dari Aula.
“Park..
Chan.. Channyu.. Chanyoung.. Chan..”
“Park Chanyeol..” suara berat dari arah
belakang Aimee menghentikan perkataan gadis berponi itu, sosok laki-laki
berparas menawan yang mempunyai mata bulat itu kini berada disamping Aimee.
Postur tubuh laki-laki itu mengharuskan Aimee dan Ai untuk mendongak keatas
melihat ke arahnya.
Chanyeol
tidak memasang muka ramah seperti para mentor lainnya yang berada di Aula ini.
Ia terkesan ingin segera meninggalkan kedua gadis itu. tatapannya sangat sinis
ke arah Ai dan Aimee membuat Ai yangdipandang seperti itu merasa kesal.
“Kalian
cepat ikuti langkah ku!” bentak Chanyeol pada Ai dan Aimee. Setelah itu ia
langsung berjalan meninggalkan Ai dan Aimee dengan langkah kaki yang cepat.
Aimee yang merasa tidak bersalah tidak terima ia dan sahabatnya dibentak oleh
mentor yang baru saja ditemuinya itu.
“Telinga
kami masih berfungsi. Tidak perlu berteriak, lagipula kenapa harus
terburu-buru?” ucap Aimee tidak bersahabat.
Chanyeol
yang mendengar perkataan sinis Aimee langsung menghentikan langkah kakinya. Ia
kembali menoleh ke arah kedua gadis itu. ia menatap tajam Aimee kemudian ia
tersenyum meremehkan.
“Silver
Blood seperti kalian memang tidak tahu sopan santun!” ujar Chanyeol dengan
senyum yang meremehkan.
Aimee
yang semakin tidak terima dengan perkataan Chanyeol hendak memprotes, namun
dihentikan oleh Ai yang membisikkan kata-kata agar tidak melawan dengan
menggunakan Bahasa Indonesia agar tidak berelisih dengan mentor mereka di hari
pertama.
“I’m
sorry Sunbae, we don’t mean to argue with you, pardon us ..” walaupun tidak
mengetahui jelas apa yang mereka katakan tapi Ai yakin mereka sedang berdebat.
Aimee menarik napasnya dalam-dalam untuk mengontrol dirinya. Chanyeol langsung
membalikkan badannya tanpa menjawab perkataan Ai. Akhirnya
Aimee dan Ai
mengikuti langkah kaki Chanyeol menuju kamar mereka.
Setibanya
di kamar, Ai menanyakan sesuatu yang sedari awal ingin ia tanyakan kepada
Aimee.
“Aimee,
kamu kok bisa ngerti bahasa mereka sih? Kan kita sama-sama baru semalem
disini?” tanya Ai kepada Aimee dengan ekspresi bertanya-tanya.
“Emang
tadi aku ngomong pake Bahasa Eos?” Aimee bertanya balik.
“Kamu ini
gimana sih? Kamu tadi ngomong pake Bahasa Eos, masa engga sadar?” terang Ai
yang membuat Aimee semakin bingung.
“Mungkin
engga sih kalau ini pengaruh dari ‘kutukan’ yang aku punya?”
“Kelebihan,
darl” sela Ai yang membetulkan ucapan Aimee.
Semua
penghuni di Eos School of Magic memang
memiliki kekuatan. Itulah alasan kenapa Ai dan Aimee menuju ke ESM. Aimee
mempunyai kekuatan untuk mengendalikan semua roh yang ada di sekitarnya. Hal
ini bisa membuatnya berkomunikasi dengan roh-roh itu. Itulah alasan mengapa
Aimee menganggap bahwa kekuatan yang dimilikinya adalah kutukan. Aimee tidak
nyaman memiliki kekuatan itu, karena ia sangat terganggu setiap saat melihat
roh-roh yang berkeliaran di sekelilingnya. Sementara itu, Ai memiliki kekuatan
yang berbeda. Ia bisa mengendalikan semua elemen seperti air, angin, dan api.
Tapi itu tidak berlangsung lama. Dan kekuatan Ai memerlukan konsentrasi yang
tinggi.
“Iyalah
terserah kamu, dari tadi kita diikutin sama roh, dia yang ngebantuin aku buat
ngomong bahasa Eos” terang Aimee.
“Ohh..
gitu, gimana kalau kamu ngajarin aku?” pinta Ai pada Aimee. Aimee mengangguk
setuju, ia tidak mau melihat sahabatnya terus-terusan tidak mengerti tentang
Bahasa Eos. Mereka belajar dengan asik hingga akhirnya kedua gadis itu
terlelap.
******
Eos, 26
January 20xx.
Hari
sudah berganti. Kini sudah saatnya Aimee dan Ai mengikuti pembelajaran di Eos
School of Magic. saat ini mereka tengah berkeliling mencari kelas tempat mereka
belajar, dengan berbekal secarik peta yang menunjukkan denah ruang kelas. Tapi
sudah 10 menit mereka berputar-putar di lantai 2, tetap saja mereka belum
menemukan kelas mereka. Padahal pelajaran sudah hampir dimulai.
“Aimee,
bagaimana ini? Kelas sudah hampir dimulai tapi kita belum menemukan kelas
kita?” ujar Ai dengan wajah panik.
“Aku juga
bingung kita berada dimana?” jawab Aimee sambil menoleh ke arah sekelilingnya.
Mereka kini berada di sebuah koridor panjang yang mempunyai pintu di ujungnya.
“Aimee
aku pikir kita tersesat, ayo kita kembali saja” kata Ai sambil menarik tangan
Aimee. Mereka kemudian kembali berjalan, berniat meninggalkan korodor itu. Tapi
saat Ai dan Aimee hendak berbelok, dari arah berlawanan datanglah Chanyeol
dengan keempat laki-laki lain yang tidak kalah menawannya.
“Wait..
itu Chanyeol Sunbae.. Jika kita berpapasan dengan dia, kita pasti akan kena
marah” bisik Ai kepada Aimee disampingnya.
“Oh my..
Kenapa kita harus bertemu dengan dia lagi?” desah Aimee tidak suka.
“Eotteoke?
Ayo kita cari jalan lain saja” ajak Ai kemabali menarik tangan Aimee.
Meraka
baru saja akan berlari tapi dari arah yang sama juga terlihat 7 laki-laki
tampan yang mengenakan pin kepala srigala emas yang juga berjalan ke arah Ai
dan Aimee.
“Oh God,
ayo pergi Ai! Cepat! Kita bisa mendapatkan masalah jika para Sunbae tahu kita
belum berada di kelas” perintah Aimee kelabakan.
Ai yang
bingung hanya bisa mengangguk dan mengikuti perintah Aimee. Tapi saat mereka
berbalik betapa terkejutnya mereka.
“Arghhhhh..”
Ai dan
Aimee spontan berteriak melihat Chanyeol dan keempat temannya yang sudah berada
tepat di belakang mereka.
“Kenapa
kalian ada disini?” tanya Chanyeol dengan nada dingin.
“Kami-“
“Ada apa
ini?”
Ucapan
Aimee terpotong ketika ada suara berat yang menyelanya. Sontak saja semua orang
yang ada disitu menoleh ke arah si pemilik suara.
“Laki-laki
itu.. Laki-laki yang semalam..” batin Aimee.
“Kris, aku
pikir kau ada di dalam?” ujar Chanyeol menaikkan sebelah alisnya ke arah Kris
yang baru saja datang bersama dengan yang lain.
Kris tak
menjawab, ia kemudian beralih menatap Ai dan Aimee. Pandangannya tertuju ke
arah Aimee yang juga tengah menatapnya.
“Kau..
Kau yang kemarin di lorong utama” tunjuk Kris pada Aimee.
“Dia masih
mengingatku..” batin Aimee, entah kenapa ada sedikit rasa senang yang hinggap
di dirinya.
“Yap. Dan
kau adalah laki-laki yang tidak bertanggung jawab yang hanya meninggalkan ku
tanpa meminta maaf atau membantuku” Aimee merutuki dirinya sendiri, bukan itu
yang ingin ia katakan. Tapi rasa sakit pada bahunya mengingatkannya pada
kelakuan Kris semalam.
“Itu
bukan salahku, kau saja yang berjalan dengan teledor” jawab Kris dengan santai.
“Oh ya?
Harusnya itu menjadi salahmu. Kau jelas-jelas mencengkram bahuku dan menatapku
secara tidak sopan”
“Kau
Silver blood bukan? Tidak seharusnya melawan Kris Hyung. Dia adalah Alfa dari
darah murni dan ini bukan kawasan untuk jalan-jalan bagi silver blood seperti
kalian. Sebaiknya cepat pergi dari sini” sela seorang yang tepat berada
disamping Kris. Tinggi pria itu hampir sama dengan Kris, dengan rambutnya yang
berwarna kehijau-hijauan.
“Cukup,
Tao. Mereka adalah murid baru, mereka pasti tidak tahu jika ini adalah kawasan
untuk darah murni” Ujar pria yang tidak lebih tinggi dari Tao. Pria itu
menggunakan cincin berbentuk Scorpion. Pria itu adalah Chen.
“Ai, lets
go! Aku muak dengan mereka semua” tiba-tiba saja Aimee menarik tangan Ai untuk
meninggalkan kawasan khusus darah murni.
“Tunggu!”
Chen menarik tangan Ai. Ada sedikit sengatan yang Ai rasakan pada tangannya
yang kontan saja membuatnya sedikit meringis.
“Maaf,
aku tidak bermaksud untuk melukaimu” kini ia meminta maaf pada Ai.
“See? Kau
menyakiti sahabatku. Ayo Ai!” Aimee menarik lagi tangan Ai yang sempat terlepas
dari genggamannya. Ai hanya bisa melihat beberapa laki-laki tadi sudah tidak
memperdulikan mereka. Namun, ia melihat lagi sosok pria berambut pink yang
semalam diliatnya. Laki-laki itu kembali memamerkan seringainya.
Seringai itu.. Aku bertemu dengannya lagi –Batin Ai.
***to be
continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar