Eos
School Of Magic – Chap3. History.
Author:
Jibeng and Frost Lady
Genre :
Fantasy, Drama, Romance, School Life
Rating :
T
Casts :
-
Yukohara
Ai
-
Aimee
Frisbey
-
EXO’s
Kris
-
EXO’s
Xiumin
-
EXO’s
Chanyeol
-
EXO’s
Member
Sambutan
Author
·
Jibeng: hellooooooo’-‘)/ mian baru bisa
ngelanjutin FF lagi soalnya dari kemarin banyak kegiatan sekolah ditambah
ngedown sama ini itu (?) tapi alhamdulillah Ffnya jadi lagi *---* masih aja
ecxited ngegarap ini FF. Ditunggu RCLnya. Gomawo sarange mianhae :* (?)
·
Frost_Lady : Haii ^^ I’m back J terima kasih yang udah RCL di 2 chap kemaren J kritiknya juga membangun, bikin nambah semangat
buat nglanjutin ini FF ^^ Chap 3 udah keluar nihh semoga suka ya ^^ Excuse our
typos (?) yang berterbaran :D ditunggu RCL, kritik dan sarannya xD
Apakah
menjadi Silver Blood itu salah?
Karena
itu yang aku rasakan setiap kali kau memandangku
Tolong
hentikan
Jangan
berikan aku tatapan itu
Karena
hatiku sudah dingin
Aku
tidak perlu kau beri kedinginan es lagi
-Ai
Eos School of Magic, merupakan
tempat bagi yang terpilih dan memiliki kekuatan untuk belajar dan mengasah
kekuatan mereka. Sekolah ini bukanlah sembarang sekolah, letaknya berada di
dataran tinggi Eos. Dikelilingi hutan yang lebat dan hanya bisa diakses dengan
besin yang di jalankan oleh para manusia kerdil.
Tidak semua tahu keberadaan
sekolah ini. Seperti halnya tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Wolf,
Vampire, Witch, dan makhluk lainnya sebenarnya ada di dunia ini. Oleh karena
itu untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan makhluk-makhluk yang dianggap
seharusnya tidak ada, akhirnya dipisahlah Eos dan Bumi.
Eos School of Magic terletak di
Eos. Eos dan Bumi jika dilihat tampak seperti cermin, namun tidak sama. Karena
Eos dan Bumi memang tempat yang tidak akan bisa bersatu. Eos dan Bumi sendiri
dibatasi oleh Gerbang emas yang hanya beberapa yang terpilih saja yang bisa
melewatinya.
Gerbang Eos dan Bumi memiliki
sumber kekuatan. Sumber kekuatan Gerbang itu berasal dari sebuah kristal yang
dijaga oleh salah satu anggota Darah Murni. Dia adalah keturunan tertua Darah
Murni yang tersisa sekarang. Meskipun ia tertua, ia bukanlah Alfa.
Karena memang segalanya
diciptakan dengan adil. Jika dia sudah dibebani dengan tugas yang berat, maka
ia tidak boleh meminta lagi. Oleh karena itu posisi Alfa di berikan kepada
keturunan ketiga Darah Murni. Dan posisi Beta ada pada keturunan keempat.
Keturunan Darah Murni atau Gold
Blood merupakan suatu keturunan istimewa yang menguasai daratan Eos.
Laki-lakinya sangatlah menawan, dan kekuatannya tidak terkalahkan. Begitu juga
dengan wanitanya, mereka rupawan namun sangat mematikan dengan lekuk tubuh
mereka yang bisa menghipnotis siapa saja.
Namun sekali lagi semuanya
diciptakan dengan adil, jika semua Darah Murni masih ada di dunia ini, maka Eos
dan Bumi bisa hancur. Oleh karena itu, meskipun Darah Murni terlihat sempurna,
mereka sebenarnya tidak sempurna. Ada suatu kelemahan yang sangat ditakuti dan
tidak akan pernah dibicarakan diantara para Darah Murni yang tersisa.
Karena kelemahan itu adalah
kutukan. Kutukan yang membuat mereka akan tersiksa dengan sebuah keabadian. Mereka
terbiasa hidup mandiri, dan keabadian itu semakin lama semakin membuat mereka
bosan.
****
Beberapa
saat setelah Ai dan Aimee pergi meninggalkan kawasan untuk darah murni, kedua
belas laki-laki itu kembali masuk dalam ruangannya. Golden room adalah ruangan
khusus yang disedian ESM untuk sang darah murni. Eos High School tidak hanyak
untuk sang werewolf, tapi ada juga Vampire dan Witch. Disebelah selatan Aula
Utama terdapat gedung beserta asrama untuk para Vampire, disebelah utara ada
gedung dan asrama milik para Witch. Sementara gedung beserta asrama untuk para
werewolf berada pada bagian timur Aula Utama.
Golden
room yang ada digedung werewolf berisi 12 darah murni itu sangat elegan. Pada
dinding-dindingnya terdapat banyak simbol yang menggambarkan kekuatan dari ke
12 laki-laki itu. Mereka menamakan dirinya dengan sebutan EXO.
Golden
Room, merupakan suatu ruangan di Eos School of Magic yang dikhususkan untuk
para keturunan terakhir Darah Murni. Ruangan ini letaknya berada di ujung
koridor barat di lantai 2 gedung utama Eos School of Magic.
Darah
Murni sendiri adalah keturunan terakhir dari ras Wolf di Eos. Ras Wolf adalah
ras dengan rasa harga diri dan ego yang paling besar diantara ras lainnya. Ras
Wolf terbagi menjadi dua yaitu Darah Murni atau Gold Blood dan Silver Blood.
Darah Murni merupakan ras yang dianggap paling sempurna. Laki-lakinya tampan
dan menawan, sementara wanitanya anggun dan mematikan. Sementara Silver Blood
merupakan keturunan dari Gold Blood yang mengalami kelainan karena virus yang
berkembang di gigi taring ras itu sendiri.
Virus itu
berkembang beberapa ratus tahun lalu dan akhirnya menyebar diantara ras Gold
Blood yang mengakibatkan keturunan Darah Murni menjadi langka. Kini yang
diketahui hanya ada 12 Darah Murni yang merupakan keturunan terakhir dan yang
terpilih. Mereka rupawan namun mematikan. Siapa saja akan terpana dengan
ketampanan mereka. Dengan tatapan mata yang menusuk, mereka dengan mudah
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun ada suatu rahasia. Mereka membenci
Silver Blood, saudara mereka sendiri. Saudara yang menurut mereka seharusnya
tidak ada.
Kris
memandang kepergian Aimee dan Ai dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia
merasa entah kenapa ada sesuatu yang berbeda dengan Aimee. Gadis itu pemberani,
tidak seperti gadis-gadis lainnya yang ia temui sebelumnya. Tidak tahukah gadis
itu bahwa ia adalah Alfa di keturunan terakhir Darah Murni?
“Tch..”
Kris menyeringai. Ia mempunyai firasat bahwa ia akan sering bertemu dengan
gadis itu.
“Hyung,
ayo pergi, semuanya sudah masuk kedalam” ajak Tao kepada kakak satu-satunya
itu.
“Hn..
ayo..” jawab Kris, ia kemudian mengikuti langkah kaki adiknya.
“Tunggu
saja kau.. Silver Blood..” gumam Kris pelan bersamaan dengan matanya yang
berubah menjadi merah keemasan.
“Chen apa
maksudmu mencegah dua Silver Blood itu pergi tadi?” dari luar Gold Room bisa mendengar
teriakan Chanyeol dengan suara beratnya.
“Aku
hanya ingin menunjukan jalan saja, tidak lebih” jawab Chen dengan tenang.
‘Cklek’
‘Prangggg’
Suara vas
bunga kaca yang dilempar oleh Chanyeol ke dinding ruangan menyambut kedatangan
Kris. Ia menaikkan sebelah alisnya melihat raut wajah antara Chanyeol dan Chen.
Namun Kris bisa memahami kemarahan Chanyeol. Karena bagaimanapun juga, diantara
mereka 12 Darah Murni yang tersisa Chanyeol yang paling tersiksa.
“Tapi kau
tak perlu mengejar mereka!” seru Chanyeol. Wajahnya mulai memerah, dan hawa
disekitarnya mulai memanas. Chanyeol memiliki kekuatan Pyrokinetis atau pengendali api. Setiap ia marah,
hawa disekitarnya akan menjadi panas. Jika Chanyeol benar-benar sedang murka,
semua tubuhnya dilapisi oleh api. Sebenarnya Chanyeol jarang sekali marah
seperti ini, ini bukan dirinya. Chanyeol benar-benar menghindari kata marah
dalam dirinya. Namun melihat kejadian tadi, entah mengapa ia merasa jengkel
melihat temannya bersama SilverBlood.
“Kau tidak
selamanya bisa membenci Silver Blood. Mereka tidaklah sama dengan SilverBlood
yang ada pada masa lalumu” bela Chen.
“Berhenti
sok tahu tentang masa laluku!” Chanyeol murka, kini semua badannya telah
dilapisi api.
“Chanyeol..”
Kris mendengar Suho memanggil Chanyeol dengan nada yang bermaksud menenangkan.
Suho memiliki tinggi yang tidak terlalu tinggi, rambut blondenya membuatnya
lebih manly. Suho sendiri adalah Beta di kawanan mereka sementara Kris sendiri
adalah Alfa. Meskipun Suho tidak terlihat meyakinkan, ia sebenarnya Beta yang
sangat ditakuti. Ia pengendali Air terbaik yang pernah ada, melebihi kemampuan
Ayah maupun Kakek dan keturunan Darah Mruni terdahulu.
“Haruskah
aku menyadarkan mu dengan kekuatanku?” Air mulai muncul dari tangan Suho. Ini
adalah kekuatannya, Ia bisa mengendalikan air atau yang bisa disebut dengan
Hydrokinesis. Air yang berada diatas tangannya itu kian menggumpal membentuk
sebuah bola air yang siap dilemparkan pada Chanyeol. Terpaksa Suho harus
mengancam Chanyeol agar menenangkan dirinya, atau kekuatan api Chanyeol bisa
memanggang dirinya sendiri.
Chanyeol
mendesah kasar dan api-api yang mengelilingi tubuhnya kian padam. Baekhyun dan
Suho yang menyadari api-api itu mulai padam kini sedikit lega, untungnya
Chanyeol masih menyayangi dirinya sendiri.
“Aku
masih tidak terima dengan kepergian Chanhee” ucap Chanyeol lirih.
“Kami
tau, tapi tak seharusnya kau menyakiti diri sendiri” Suho bersuara dengan
menepuk bahu Chanyeol dan kenangan masa lalu itu kembali muncul dalam ingatan
Chanyeol.
Park
Chanhee adalah saudara kembar Chanyeol. Dia tewas saat mereka berdua sedang
berburu. Saat itu ada seorang SilverBlood dari golongan sesat. Si SilverBlood
mengincar jantung salah satu dari mereka untuk dimakan agar bisa menjadi Wolf
abadi. SilverBlood memang bukanlah
makhluk abadi seperti Wolf, maka dari itu SilverBlood yang sesat hendak
membunuh mereka. Chanhee sebagai kakak Chanyeol mencoba untuk melindunginya,
Chanhee menyuruh Chanyeol untuk pergi namun ia menolak. Chanhee yang terus
membujuk Chanyeol akhirnya tidak fokus dengan keadaan sekitar. Kesempatan itu
diambil oleh laki-laki SilverBlood untuk memanah mereka berdua. Panah pertama
menancap tepat pada leher Chanhee, seketika Chanyeol melolong meminta bantuan.
Saat hendak menyerang ke arah SilverBlood, kaki Chanyeol terkena oleh bujur
panah dari arah lain. Ia baru menyadari bukan hanya satu SilverBlood, namun
kurang lebihnya ada enam. Chanhee yang berada dibelakang Chanyeol merintih
kesakitan, leher adalah daerah sensitive Wolf.
Kini tubuhnya mulai digeret
menjauh dari Chanyeol, sang SilverBlood tadi mencoba membidik kaki Chanyeol
kembali. Dengan kedua kaki pincangnya, Chanyeol susah berlari mengejar sang
SilverBlood yang sudah mengangkat saudara kembarnya iitu kedalam sebuah mobil.
Sang Alfa
datang setelah kawanan dari SilverBlood itu mulai menjauh. Chanyeol hanya bisa
terisak melihat saudara kembarnya hilang dari jarak pandangannya.
Sebenernya
kejadian dari masa lalu itu membekas di pikiran Kris seperti luka. Itu awal
pertama Kris merasa gagal sebagai seorang Alfa, sangat disayangkan pada waktu
itu kekuatan terbangnya belum sepenuhnya bisa Ia kendalikan dan mengharuskannya
berlali untuk menyelamatkan Chanyeol dan Chanhee. Kekuatan Kris adalah
Levitation. Sebenarnya dengan kekuatannya itu Ia bisa terbang, Ia juga sang
penunggang Naga seperti ayahnya. Saat ini Kris adalah sang penunggang Naga yang
terakhir. Ayahnya yang seorang penunggang Naga juga menikahi Ibunya yang
seorang pengendali waktu. Kris mempunyai Adik yang bernama Huang Zi Tao. Tao
juga murid ajaran baru di ESM, namun karena Darah Murninya, Ia sudah mempunyai
kekuatan yang bisa Ia kontrol sendiri. Chronokinesis
atau pengendali waktu adalah kekuatan Tao. Tao memiliki kekuatan yang sama
dengan Ibunya.
“Hahh..
aku minta maaf..”
Semua
yang ada di Golden Room dikejutkan dengan suara Chanyeol yang kini menundukkan
kepalanya. Chen yang menjadi sumber permasalahan hanya tersenyum dan bangun
menghampiri Chanyeol. Kekuatan Chen sendiri adalah Electrokinosis. Ia adalah
sang pengendali petir.
“Tidak
apa-apa, aku juga minta maaf, aku tidak memikirkan perasaanmu..” seperti biasa
Chen memang yang paling mudah memaafkan diantara ke 12 mereka. Chanyeol
tersenyum ke arah Chen yang dibalas dengan senyuman hangat juga dan tepukan di
pundak.
“Aww..
aku juga ingin kau beri senyuman seperti itu hyung..” rengek Sehun
berpura-berpura dari kursi bar yang kini tengah ia duduki. Rambutnya yang
berwarna seperti pelangi itu membuatnya tampak seperti anak kecil, Ia memang
yang termuda di antara ke12 Darah Murni, namun tinggi badannya hampir sejajar
dengan Kris sang Alfa. Angin merupakan kekuatan dasar yang Sehun miliki atau bisa
disebut Aerokinesis. Semua angin bisa ia kendalikan sampai angin itu bisa ia
jadikan sebagai kendaraannya
“Dasar
bodoh..” di samping Sehun, Kai muncul secara tiba-tiba sambil mencibir dengan
seringaiannya. Kedatangan Kai yang secara tiba-tiba tidak begitu mengejutkan
semua saudaranya. Ia memiliki kelebihan untuk berpindah tempat sesuai
keinginannya atau bisa disebut Teleportation.
“Apa kau
bilang?” ujar Sehun tidak terima.
“Sudah-sudah
kalian ini setiap hari selalu bertengkar” lerai Luhan yang langsung memeluk
leher kedua adiknya itu. Setelah memeluk leher kedua adiknya itu, bubble tea
yang berada di meja bar itu melayang ke arah Sehun dengan kekuatan yang
dimiliki oleh Luhan. Luhan bisa menggerakan benda yang jauh dijangkauannya
dengan menggunakan pikirannya. Kekuatan itu disebut Telekinesis.
Sehun
yang melihat bubble tea kesukaannya itu langsung bertekuk lutut siap untuk
menerima bubble tea yang khusus diambilkan oleh Luhan itu dengan mimik wajah
yang tidak sabaran.
Yang lain
hanya bisa tertawa maklum, memang setiap hari itulah yang terjadi di dalam Golden
Room. Tidak ada yang mengetahui bahwa keturunan Darah Murni senang bercanda
satu sama lain. Para Darah Murni menyebut diri mereka EXO. Mereka terdiri dari
Xiumin, Luhan, Kris, Suho, Lay, Baekhyun, Chen, Chanyeol, D.O, Tao, Kai, dan
Sehun.
Xiumin,
dia adalah keturunan tertua dari Darah Murni. Meskipun dia yang tertua namun
dia bukan Alfa atau Beta di kelompok mereka. Bukan karena dia tidak kuat, tapi
lebih karena ia sudah memiliki tugas yang lebih berat sehingga ia tidak
diciptakan manjadi Alfa. Kekuatan Xiumin adalah Frost atau Snowflake yang biasa
disebut Cryokinesis . Dan ia adalah keturunan Darah Murni yang bertugas menjaga
Kristal Keabadian.
Kristal
Keabadian merupakan sumber dari kekuatan Gerbang Emas yang menjadi pembatas Eos
dan Bumi. Jika Kristal Keabadian tidak dijaga maka Kristal ini akan lepas
kendali. Kristal Keabadian seperti binatang liar yang harus mempunyai
pengendali. Karena Xiumin dan keturunan terdahulunya mempunyai kekuatan Es,
dipilihlah mereka sebagai penjaga abadi Kristal Keabadian.
Lay
adalah Dokter di EXO. Itulah sebutannya, karena kekuatannya yang bisa menyembuhkan
apapun atau Vitakinesis. Hanya dengan sentuhan tangannya maka iabisa
menyembuhkan.
Baekhyun,
ia merupakan mood maker diantara ke 12 saudara Darah Murni itu. Baekhyun sangat
suka bercanda, meskipun itu ia lakukan hanya di depan saudara-saudaranya. Kekuatan
Baekhyun adalah Cahaya atau Lunarkinesis.
D.O
adalah keturunan Darah Murni dengan kekuatan pengendali isi planet atau yang
biasa disebut Terrakinesis. D.O bisa mengendalikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan tanah, batu, dan pohon. Tidak banyak yang tahu jika suara
D.O sangatlah merdu. Ia juga suka memasak untuk saudara-saudaranya yang lain.
D.O sudah seperti Eomma di dalam EXO, itu sebabnya tidak ada yang berani
menjailinya karena jika D.O marah, tidak akan ada makanan untuk dimakan.
“Min Seok Hyung..”
“Sudah
kubilang, aku tidak suka dipanggil dengan nama itu” Xiumin meolehkan kepalanya
ke arah Baekhyun. Sementara Baekhyun yang ditegur seperti itu hanya tersenyum
lebar. Tiba-tiba saja Xiumin berdiri membuat semua yang ada disitu
memandangnya.
“Aku
keluar, jangan membuat masalah..” ucap Xiumin dengan santai. Meskipun ia bukan
Alfa, Xiumin masih merasa ia butuh mengingatkan saudara-saudaranya terutama Kai
dan Sehun. Akhir-akhir ini mereka berdua memang sering membuat masalah.
“Baiklah
Hyung kami tidak akan membuat masalah” jawab Kai dan Sehun serempak.
Xiumin
berjalan dengan santai melewati koridor Eos school of Magic. Kedua tangannya ia
masukkan ke dalam saku celananya. Beberapa hari ini ia memang sedang banyak
fikiran, tapi Xiumin tidak ingin membuat ke 11 saudaranya khawatir. Oleh karena
itu ia lebih memilih untuk menyendiri. Dengan sinar bulan yang kini menemaninya,
ia berjalan. Ia tahu harus pergi kemana.
****
Malam
hari pun tiba. Di kamar Ai dan Aimee terlihat kedua gadis itu tengah
beristirahat. Aimee sudah tertidur pulas karena hari ini sangat melelahkan
tetapi Ai di sampingnya masih duduk terjaga. Entah kenapa Ai masih belum bisa
tertidur juga.
Tiba-tiba
fikirannya tertuju pada satu.
“Laki-laki
Pink..” gumamnya pelan.
“Siapakah
dirimu yang sebenarnya?”
Ai menarik nafas pelan, tidak ada gunanya juga
ia memikirkan laki-laki berambut pink itu. Ai saja tidak mengenalnya,
mengetahui namanya juga tidak lalu untuk apa ia memikirkan laki-laki itu. Ai
hanya bisa menggerutu dalam hati, kenapa ia menjadi seperti ini.
Ai
kemudian melirik ke arah jendela kamarnya. Matanya membulat ketika melihat
pemandangan di depannya.
“Ahh..
apakah itu salju yang turun?” tanya Ai entah kepada siapa karena Aimee memang
sudah tidur.
Ai
pun turun dari tempat tidur dan selimut yang tadi menghangatkannya. Ia hampiri jendela kamarnya untuk melihat
lebih jelas pemandangan salju yang turun. Eos memang masih sama dengan Bumi.
Eos juga memiliki salju.
“Indah..”
ucap Ai pelan, ia tersenyum kecil.
Dari
jendela kamrnya, Ai bisa melihat menara, bangunan dan halaman Eos School of
Magic tertutupi oleh salju. Ini bukan pertama kalinya Ai melihat salju. Karena
Ai adalah keturunan Jepang-Indonesia, ia juga sering berlibur ke Jepang. Di
Jepang Ai beberapa kali telah menikmati musim salju. Namun salju di Eos
iniberbeda, salju di Eos berbentuk butiran kristal yang indah.
Saat
Ai tengah menikmati pemandangan salju di depannya, pandangannya tiba-tiba jatuh
pada sesuatu di halaman.
“Pink..”
Ai
begitu kaget. Laki-laki yang dilihatnya kemarin malam dan tadi pagi. Laki-laki
yang sering masuk ke dalam lamunannya. Ia sekarang ada di halaman. Namun
kekagetan Ai berubah menjadi kekaguman ketika Ai melihat apa yang sedang
dilakukan oleh laki-laki ‘Pink’ itu di halaman.
Laki-laki
‘Pink’ itu tampak sedang membuat patung dari es. Dengan mata Ai yang tajam, Ai
yakin laki-laki itu tengah membuat patung es wanita. Entah kenapa ada rasa
tidak suka di dalam diri Ai melihat laki-laki itu membuat patung wanita lain.
“Ehh..
what’s wrong with me? Nooo.. i can’t be like this” rutuk Ai pada dirinya
sendiri. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir segala pikiran yang
baru saja ia rasakan. Ia kembali menatap laki-laki di halaman itu.
“Pink..”
Seakan
mendengar panggilan dari Ai, laki-laki itu mendongakkan kepalanya tepat ke arah
jendela kamar Ai. Ai yang melihat laki-laki itu memandang ke arahnya spontan
membalikkan badannya.
Di
halaman laki-laki ‘Pink’ itu menyeringai. Xiumin sudah menyadari sejak tadi ia
telah diperhatikan ole Ai dari jendela kamarnya. Meskipun kamar Ai tinggi namun
Xiumin dapat melihat jelas sosok gadis itu berkat pandangan matanya yang tajam.
“Gadis
Silver Blood itu..” gumamnya dengan seringai yang masih tetap melekat di ujung
bibirnya. Xiumin tadinya baru saja kembali dari danau yang tak jauh dari
bangunan Eos School of Magic, kemudian salju turun bertepatan saat dia tiba di
halaman ini. Dan entah waktu yang tepat atau tidak, tiba-tiba saja Xiumin
teringat dengan mendiang Eommanya yang telah meninggal. Dan tanpa sadar ia
sudah membuat patung es itu, patung es dengan rupa Eommanya.
“Oh
my god..” kaget Ai, ia kemudian memundurkan badannya ke arah tempat tidur.
Dicengkramnya bajunya tepat di dadanya.
‘Deg..
Deg.. Deg..’
Ai
bisa merasakan detak jantungnya berdebar dengan kencang.
“Kenapa
denganku? Tidak biasanya aku seperti ini?” fikir Ai, ia kemudian kembali
menarik nafas untuk menenangkan dirinya dan debaran jantungnya. Setelah agak
tenang, Ai memberanikan diri untuk menengok ke arah halaman kembali. Tapi
sayang sosok laki-laki itu sudah tidak ada lagi. Ai mendesah pelan karenanya,
namun tiba-tiba saja sebuah fikiran gila hinggap di benaknya.
“Tidak
apa-apa kan? Lagipula sekarang sudah sangat malam pasti semuanya sudah tidur?”
batin Ai.
Akhirnya
dengan segenap keberanian Ai mengendap-endap keluar dari kamarnya dan Aimee
yang ada di lantai 4. Setelah beberapa menit Ai berjalan, akhirnya ia sampai di
halaman tempat Xiumin tadi berdiri. Ai kini dapat melihat jelas rupa patung es
berbentuk wanita buatan laki-laki itu. Dengan langkah perlahan Ai mendekati
patung itu, ia mengulurkan tangannya, mencoba menyentuh patung es wanita itu.
Namun
baru saja Ai akan menempelkan tangannya, patung es itu justru hancur menjadi
keping-kepingan es membuat Ai berteriak.
“Ahhhhh..”
Ai
jelas saja kaget melihat kejadian itu. Ia menjadi semakin panik ketika
merasakan kehadiran seseorang yang ia yakini sekarang tengah berdiri di
belakangnya.
“Kau..”
Ai
membeku. Ini pertama kalinya gadis itu mendengar suara Xiumin .
‘Deg..
Deg.. Deg’
Detak
jantung Ai semakin kencang. Badannya membeku, Ai ingin sekali membalikkan
badannya untuk melihat rupa Xiumin tapi badannya sama sekali tidak bisa ia
gerakkan.
Xiumin
menaikkan sebelah alisnya, ia merasa heran dengan gadis Silver Blood ini.
Kenapa gadis itu sekarang justru hanya diam saja? Dengan langkah gontai
akhirnya ia menghampiri gadis itu. Dicengkramnya bahu gadis itu dan diputarnya
badannya membuat mereka kini saling bertatapan mata dalam jarak yang dekat.
“Gadis
ini.. matanya..” gumam Xiumin dalam hati.
“Apa
yang kau lakukan di sini Silver Blood? Ini sudah sangat malam dan bukan waktu
yang tepat untukmu berkeliaran” tanya Xiumin dengan nada yang menusuk.
“A..
Maaf Sunbae.. A.. Aku.. Hanya ingin mencari angin, ya iya aku mencari angin..”
jawab ai dengan terbata-bata, ia sedikit meringis merasakan rasa dingin yang
ada di bahunya akibat cengkraman tangan Xiumin.
“Tangannya
sangat dingin.. Apa semua pengedali es tangannya sedingin ini?” batin Ai dalam
hati.
Xiumin
tak menjawab, ia kemudian melepaskan cengkraman tangannya dari Ai saat melihat
gadis iru meringis. Xiumin kemudian berbalik hendak pergi meninggalkan Ai.
Namun teriakan Ai menghentikan langkahnya.
“Tu..
Tunggu Sunbae!!”
Ai
berjalan mendekati Xiumin yang berhenti bebrapa langkah di depannya. Xiumin tak
menjawab, ia hanya melirik Ai dari ekor matanya menunggu apa yang akan Ai
katakan.
“Siapa
nama Sunbae?”
Akhirnya
pertanyaan itu keluar juga dari mulut Ai. Pertanyaan yang sudah ingin Ai
tanyakan namun ia tidak berani utarakan kepada Xiumin. Xiumin menyeringai
membuat Ai terheran.
“Kenapa
sih laki-laki ini suka sekali menyeringai, memangnya ada yang lucu?” rutuk Ai
dalam hati, tapi ia tetap setia menunngu jawaban dari laki-laki di depannya
ini.
Xiumin
akhirnya menoleh dan memajukan dirinya hingga jarak wajahnya dan wajah Ai hanya
10 cm. Sontak saja mata Ai membulat, badanyya kembali membeku. Ai bisa dengan
jelas merasakan deru nafas Xiumin yang ternyata hangat menerpa wajah manisnya.
Wajah gadis itu sekarang memang benar-benar manis karena semburat merah yang
menutupi pipnya membuat seringai Xiumin tak menghilang.
“Ingat
namaku Silver Blood karena aku yakin kita akan terus bertemu” perintah Xiumin
membuat Ai mengangguk secara tidak sadar.
“Namaku..
‘Deg..
Wajah
Xiumin maju 5 cm
..Xi-u..
Wajah
Xiumin maju hingga tepat berada di depan telinga Ai.
..Min”
Xiumin
meniup telinga Ai membuat gadis itu semakin terbujur kaku, ia kemudian kembali
berdiri tegak dan berjalan meninggalkan Ai yang sudah seperti patung es yang ia
buat tadi. Di tengah kegelapan malam dan dibawah sinar bulan Ai berdiri
layaknya patung es. Badannya masih kaku dengan kelakuan Xiumin tadi.
‘Deg..
Deg.. Deg’
“Oh
my.. ini tidak bagus”
***
to be continue
next chapter ya thor ^o^
BalasHapusaku suka sama jalan ceritanya ^^