Jumat, 09 Mei 2014

Eos School Of Magic – Chap3. History.

Eos School Of Magic – Chap3. History.

Author: Jibeng and Frost Lady

Genre : Fantasy, Drama, Romance, School Life

Rating : T

Casts :
-          Yukohara Ai
-          Aimee Frisbey
-          EXO’s Kris
-          EXO’s Xiumin
-          EXO’s Chanyeol
-          EXO’s Member

Sambutan Author
·         Jibeng: hellooooooo’-‘)/ mian baru bisa ngelanjutin FF lagi soalnya dari kemarin banyak kegiatan sekolah ditambah ngedown sama ini itu (?) tapi alhamdulillah Ffnya jadi lagi *---* masih aja ecxited ngegarap ini FF. Ditunggu RCLnya. Gomawo sarange mianhae :* (?)
·          
Frost_Lady : Haii ^^ I’m back J terima kasih yang udah RCL di 2 chap kemaren J kritiknya juga membangun, bikin nambah semangat buat nglanjutin ini FF ^^ Chap 3 udah keluar nihh semoga suka ya ^^ Excuse our typos (?) yang berterbaran :D ditunggu RCL, kritik dan sarannya xD






Apakah menjadi Silver Blood itu salah?
Karena itu yang aku rasakan setiap kali kau memandangku
Tolong hentikan
Jangan berikan aku tatapan itu
Karena hatiku sudah dingin
Aku tidak perlu kau beri kedinginan es lagi
-Ai

Eos School of Magic, merupakan tempat bagi yang terpilih dan memiliki kekuatan untuk belajar dan mengasah kekuatan mereka. Sekolah ini bukanlah sembarang sekolah, letaknya berada di dataran tinggi Eos. Dikelilingi hutan yang lebat dan hanya bisa diakses dengan besin yang di jalankan oleh para manusia kerdil.

Tidak semua tahu keberadaan sekolah ini. Seperti halnya tidak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Wolf, Vampire, Witch, dan makhluk lainnya sebenarnya ada di dunia ini. Oleh karena itu untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan makhluk-makhluk yang dianggap seharusnya tidak ada, akhirnya dipisahlah Eos dan Bumi.

Eos School of Magic terletak di Eos. Eos dan Bumi jika dilihat tampak seperti cermin, namun tidak sama. Karena Eos dan Bumi memang tempat yang tidak akan bisa bersatu. Eos dan Bumi sendiri dibatasi oleh Gerbang emas yang hanya beberapa yang terpilih saja yang bisa melewatinya.

Gerbang Eos dan Bumi memiliki sumber kekuatan. Sumber kekuatan Gerbang itu berasal dari sebuah kristal yang dijaga oleh salah satu anggota Darah Murni. Dia adalah keturunan tertua Darah Murni yang tersisa sekarang. Meskipun ia tertua, ia bukanlah Alfa.

Karena memang segalanya diciptakan dengan adil. Jika dia sudah dibebani dengan tugas yang berat, maka ia tidak boleh meminta lagi. Oleh karena itu posisi Alfa di berikan kepada keturunan ketiga Darah Murni. Dan posisi Beta ada pada keturunan keempat.

Keturunan Darah Murni atau Gold Blood merupakan suatu keturunan istimewa yang menguasai daratan Eos. Laki-lakinya sangatlah menawan, dan kekuatannya tidak terkalahkan. Begitu juga dengan wanitanya, mereka rupawan namun sangat mematikan dengan lekuk tubuh mereka yang bisa menghipnotis siapa saja.

Namun sekali lagi semuanya diciptakan dengan adil, jika semua Darah Murni masih ada di dunia ini, maka Eos dan Bumi bisa hancur. Oleh karena itu, meskipun Darah Murni terlihat sempurna, mereka sebenarnya tidak sempurna. Ada suatu kelemahan yang sangat ditakuti dan tidak akan pernah dibicarakan diantara para Darah Murni yang tersisa.

Karena kelemahan itu adalah kutukan. Kutukan yang membuat mereka akan tersiksa dengan sebuah keabadian. Mereka terbiasa hidup mandiri, dan keabadian itu semakin lama semakin membuat mereka bosan.

****

Beberapa saat setelah Ai dan Aimee pergi meninggalkan kawasan untuk darah murni, kedua belas laki-laki itu kembali masuk dalam ruangannya. Golden room adalah ruangan khusus yang disedian ESM untuk sang darah murni. Eos High School tidak hanyak untuk sang werewolf, tapi ada juga Vampire dan Witch. Disebelah selatan Aula Utama terdapat gedung beserta asrama untuk para Vampire, disebelah utara ada gedung dan asrama milik para Witch. Sementara gedung beserta asrama untuk para werewolf berada pada bagian timur Aula Utama.

Golden room yang ada digedung werewolf berisi 12 darah murni itu sangat elegan. Pada dinding-dindingnya terdapat banyak simbol yang menggambarkan kekuatan dari ke 12 laki-laki itu. Mereka menamakan dirinya dengan sebutan EXO.

Golden Room, merupakan suatu ruangan di Eos School of Magic yang dikhususkan untuk para keturunan terakhir Darah Murni. Ruangan ini letaknya berada di ujung koridor barat di lantai 2 gedung utama Eos School of Magic.

Darah Murni sendiri adalah keturunan terakhir dari ras Wolf di Eos. Ras Wolf adalah ras dengan rasa harga diri dan ego yang paling besar diantara ras lainnya. Ras Wolf terbagi menjadi dua yaitu Darah Murni atau Gold Blood dan Silver Blood. Darah Murni merupakan ras yang dianggap paling sempurna. Laki-lakinya tampan dan menawan, sementara wanitanya anggun dan mematikan. Sementara Silver Blood merupakan keturunan dari Gold Blood yang mengalami kelainan karena virus yang berkembang di gigi taring ras itu sendiri.

Virus itu berkembang beberapa ratus tahun lalu dan akhirnya menyebar diantara ras Gold Blood yang mengakibatkan keturunan Darah Murni menjadi langka. Kini yang diketahui hanya ada 12 Darah Murni yang merupakan keturunan terakhir dan yang terpilih. Mereka rupawan namun mematikan. Siapa saja akan terpana dengan ketampanan mereka. Dengan tatapan mata yang menusuk, mereka dengan mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun ada suatu rahasia. Mereka membenci Silver Blood, saudara mereka sendiri. Saudara yang menurut mereka seharusnya tidak ada.

Kris memandang kepergian Aimee dan Ai dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia merasa entah kenapa ada sesuatu yang berbeda dengan Aimee. Gadis itu pemberani, tidak seperti gadis-gadis lainnya yang ia temui sebelumnya. Tidak tahukah gadis itu bahwa ia adalah Alfa di keturunan terakhir Darah Murni?

“Tch..” Kris menyeringai. Ia mempunyai firasat bahwa ia akan sering bertemu dengan gadis itu.

“Hyung, ayo pergi, semuanya sudah masuk kedalam” ajak Tao kepada kakak satu-satunya itu.

“Hn.. ayo..” jawab Kris, ia kemudian mengikuti langkah kaki adiknya.

“Tunggu saja kau.. Silver Blood..” gumam Kris pelan bersamaan dengan matanya yang berubah menjadi merah keemasan.

“Chen apa maksudmu mencegah dua Silver Blood itu pergi tadi?” dari luar Gold Room bisa mendengar teriakan Chanyeol dengan suara beratnya.

“Aku hanya ingin menunjukan jalan saja, tidak lebih” jawab Chen dengan tenang.

‘Cklek’

‘Prangggg’

Suara vas bunga kaca yang dilempar oleh Chanyeol ke dinding ruangan menyambut kedatangan Kris. Ia menaikkan sebelah alisnya melihat raut wajah antara Chanyeol dan Chen. Namun Kris bisa memahami kemarahan Chanyeol. Karena bagaimanapun juga, diantara mereka 12 Darah Murni yang tersisa Chanyeol yang paling tersiksa.

“Tapi kau tak perlu mengejar mereka!” seru Chanyeol. Wajahnya mulai memerah, dan hawa disekitarnya mulai memanas. Chanyeol memiliki kekuatan Pyrokinetis atau pengendali api. Setiap ia marah, hawa disekitarnya akan menjadi panas. Jika Chanyeol benar-benar sedang murka, semua tubuhnya dilapisi oleh api. Sebenarnya Chanyeol jarang sekali marah seperti ini, ini bukan dirinya. Chanyeol benar-benar menghindari kata marah dalam dirinya. Namun melihat kejadian tadi, entah mengapa ia merasa jengkel melihat temannya bersama SilverBlood.

“Kau tidak selamanya bisa membenci Silver Blood. Mereka tidaklah sama dengan SilverBlood yang ada pada masa lalumu” bela Chen.

“Berhenti sok tahu tentang masa laluku!” Chanyeol murka, kini semua badannya telah dilapisi api.

“Chanyeol..” Kris mendengar Suho memanggil Chanyeol dengan nada yang bermaksud menenangkan. Suho memiliki tinggi yang tidak terlalu tinggi, rambut blondenya membuatnya lebih manly. Suho sendiri adalah Beta di kawanan mereka sementara Kris sendiri adalah Alfa. Meskipun Suho tidak terlihat meyakinkan, ia sebenarnya Beta yang sangat ditakuti. Ia pengendali Air terbaik yang pernah ada, melebihi kemampuan Ayah maupun Kakek dan keturunan Darah Mruni terdahulu.

“Haruskah aku menyadarkan mu dengan kekuatanku?” Air mulai muncul dari tangan Suho. Ini adalah kekuatannya, Ia bisa mengendalikan air atau yang bisa disebut dengan Hydrokinesis. Air yang berada diatas tangannya itu kian menggumpal membentuk sebuah bola air yang siap dilemparkan pada Chanyeol. Terpaksa Suho harus mengancam Chanyeol agar menenangkan dirinya, atau kekuatan api Chanyeol bisa memanggang dirinya sendiri.

Chanyeol mendesah kasar dan api-api yang mengelilingi tubuhnya kian padam. Baekhyun dan Suho yang menyadari api-api itu mulai padam kini sedikit lega, untungnya Chanyeol masih menyayangi dirinya sendiri.

“Aku masih tidak terima dengan kepergian Chanhee” ucap Chanyeol lirih.

“Kami tau, tapi tak seharusnya kau menyakiti diri sendiri” Suho bersuara dengan menepuk bahu Chanyeol dan kenangan masa lalu itu kembali muncul dalam ingatan Chanyeol.

Park Chanhee adalah saudara kembar Chanyeol. Dia tewas saat mereka berdua sedang berburu. Saat itu ada seorang SilverBlood dari golongan sesat. Si SilverBlood mengincar jantung salah satu dari mereka untuk dimakan agar bisa menjadi Wolf abadi. SilverBlood  memang bukanlah makhluk abadi seperti Wolf, maka dari itu SilverBlood yang sesat hendak membunuh mereka. Chanhee sebagai kakak Chanyeol mencoba untuk melindunginya, Chanhee menyuruh Chanyeol untuk pergi namun ia menolak. Chanhee yang terus membujuk Chanyeol akhirnya tidak fokus dengan keadaan sekitar. Kesempatan itu diambil oleh laki-laki SilverBlood untuk memanah mereka berdua. Panah pertama menancap tepat pada leher Chanhee, seketika Chanyeol melolong meminta bantuan. Saat hendak menyerang ke arah SilverBlood, kaki Chanyeol terkena oleh bujur panah dari arah lain. Ia baru menyadari bukan hanya satu SilverBlood, namun kurang lebihnya ada enam. Chanhee yang berada dibelakang Chanyeol merintih kesakitan, leher adalah daerah sensitive Wolf. 
Kini tubuhnya mulai digeret menjauh dari Chanyeol, sang SilverBlood tadi mencoba membidik kaki Chanyeol kembali. Dengan kedua kaki pincangnya, Chanyeol susah berlari mengejar sang SilverBlood yang sudah mengangkat saudara kembarnya iitu kedalam sebuah mobil.

Sang Alfa datang setelah kawanan dari SilverBlood itu mulai menjauh. Chanyeol hanya bisa terisak melihat saudara kembarnya hilang dari jarak pandangannya.

Sebenernya kejadian dari masa lalu itu membekas di pikiran Kris seperti luka. Itu awal pertama Kris merasa gagal sebagai seorang Alfa, sangat disayangkan pada waktu itu kekuatan terbangnya belum sepenuhnya bisa Ia kendalikan dan mengharuskannya berlali untuk menyelamatkan Chanyeol dan Chanhee. Kekuatan Kris adalah Levitation. Sebenarnya dengan kekuatannya itu Ia bisa terbang, Ia juga sang penunggang Naga seperti ayahnya. Saat ini Kris adalah sang penunggang Naga yang terakhir. Ayahnya yang seorang penunggang Naga juga menikahi Ibunya yang seorang pengendali waktu. Kris mempunyai Adik yang bernama Huang Zi Tao. Tao juga murid ajaran baru di ESM, namun karena Darah Murninya, Ia sudah mempunyai kekuatan yang bisa Ia kontrol sendiri. Chronokinesis atau pengendali waktu adalah kekuatan Tao. Tao memiliki kekuatan yang sama dengan Ibunya.

“Hahh.. aku minta maaf..”

Semua yang ada di Golden Room dikejutkan dengan suara Chanyeol yang kini menundukkan kepalanya. Chen yang menjadi sumber permasalahan hanya tersenyum dan bangun menghampiri Chanyeol. Kekuatan Chen sendiri adalah Electrokinosis. Ia adalah sang pengendali petir.

“Tidak apa-apa, aku juga minta maaf, aku tidak memikirkan perasaanmu..” seperti biasa Chen memang yang paling mudah memaafkan diantara ke 12 mereka. Chanyeol tersenyum ke arah Chen yang dibalas dengan senyuman hangat juga dan tepukan di pundak.

“Aww.. aku juga ingin kau beri senyuman seperti itu hyung..” rengek Sehun berpura-berpura dari kursi bar yang kini tengah ia duduki. Rambutnya yang berwarna seperti pelangi itu membuatnya tampak seperti anak kecil, Ia memang yang termuda di antara ke12 Darah Murni, namun tinggi badannya hampir sejajar dengan Kris sang Alfa. Angin merupakan kekuatan dasar yang Sehun miliki atau bisa disebut Aerokinesis. Semua angin bisa ia kendalikan sampai angin itu bisa ia jadikan sebagai kendaraannya

“Dasar bodoh..” di samping Sehun, Kai muncul secara tiba-tiba sambil mencibir dengan seringaiannya. Kedatangan Kai yang secara tiba-tiba tidak begitu mengejutkan semua saudaranya. Ia memiliki kelebihan untuk berpindah tempat sesuai keinginannya atau bisa disebut Teleportation.

“Apa kau bilang?” ujar Sehun tidak terima.

“Sudah-sudah kalian ini setiap hari selalu bertengkar” lerai Luhan yang langsung memeluk leher kedua adiknya itu. Setelah memeluk leher kedua adiknya itu, bubble tea yang berada di meja bar itu melayang ke arah Sehun dengan kekuatan yang dimiliki oleh Luhan. Luhan bisa menggerakan benda yang jauh dijangkauannya dengan menggunakan pikirannya. Kekuatan itu disebut Telekinesis.

Sehun yang melihat bubble tea kesukaannya itu langsung bertekuk lutut siap untuk menerima bubble tea yang khusus diambilkan oleh Luhan itu dengan mimik wajah yang tidak sabaran.

Yang lain hanya bisa tertawa maklum, memang setiap hari itulah yang terjadi di dalam Golden Room. Tidak ada yang mengetahui bahwa keturunan Darah Murni senang bercanda satu sama lain. Para Darah Murni menyebut diri mereka EXO. Mereka terdiri dari Xiumin, Luhan, Kris, Suho, Lay, Baekhyun, Chen, Chanyeol, D.O, Tao, Kai, dan Sehun.

Xiumin, dia adalah keturunan tertua dari Darah Murni. Meskipun dia yang tertua namun dia bukan Alfa atau Beta di kelompok mereka. Bukan karena dia tidak kuat, tapi lebih karena ia sudah memiliki tugas yang lebih berat sehingga ia tidak diciptakan manjadi Alfa. Kekuatan Xiumin adalah Frost atau Snowflake yang biasa disebut Cryokinesis . Dan ia adalah keturunan Darah Murni yang bertugas menjaga Kristal Keabadian.

Kristal Keabadian merupakan sumber dari kekuatan Gerbang Emas yang menjadi pembatas Eos dan Bumi. Jika Kristal Keabadian tidak dijaga maka Kristal ini akan lepas kendali. Kristal Keabadian seperti binatang liar yang harus mempunyai pengendali. Karena Xiumin dan keturunan terdahulunya mempunyai kekuatan Es, dipilihlah mereka sebagai penjaga abadi Kristal Keabadian.

Lay adalah Dokter di EXO. Itulah sebutannya, karena kekuatannya yang bisa menyembuhkan apapun atau Vitakinesis. Hanya dengan sentuhan tangannya maka iabisa menyembuhkan.

Baekhyun, ia merupakan mood maker diantara ke 12 saudara Darah Murni itu. Baekhyun sangat suka bercanda, meskipun itu ia lakukan hanya di depan saudara-saudaranya. Kekuatan Baekhyun adalah Cahaya atau Lunarkinesis.

D.O adalah keturunan Darah Murni dengan kekuatan pengendali isi planet atau yang biasa disebut Terrakinesis. D.O bisa mengendalikan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah, batu, dan pohon. Tidak banyak yang tahu jika suara D.O sangatlah merdu. Ia juga suka memasak untuk saudara-saudaranya yang lain. D.O sudah seperti Eomma di dalam EXO, itu sebabnya tidak ada yang berani menjailinya karena jika D.O marah, tidak akan ada makanan untuk dimakan.

 “Min Seok Hyung..”                            

“Sudah kubilang, aku tidak suka dipanggil dengan nama itu” Xiumin meolehkan kepalanya ke arah Baekhyun. Sementara Baekhyun yang ditegur seperti itu hanya tersenyum lebar. Tiba-tiba saja Xiumin berdiri membuat semua yang ada disitu memandangnya.

“Aku keluar, jangan membuat masalah..” ucap Xiumin dengan santai. Meskipun ia bukan Alfa, Xiumin masih merasa ia butuh mengingatkan saudara-saudaranya terutama Kai dan Sehun. Akhir-akhir ini mereka berdua memang sering membuat masalah.

“Baiklah Hyung kami tidak akan membuat masalah” jawab Kai dan Sehun serempak.

Xiumin berjalan dengan santai melewati koridor Eos school of Magic. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Beberapa hari ini ia memang sedang banyak fikiran, tapi Xiumin tidak ingin membuat ke 11 saudaranya khawatir. Oleh karena itu ia lebih memilih untuk menyendiri. Dengan sinar bulan yang kini menemaninya, ia berjalan. Ia tahu harus pergi kemana.

****

Malam hari pun tiba. Di kamar Ai dan Aimee terlihat kedua gadis itu tengah beristirahat. Aimee sudah tertidur pulas karena hari ini sangat melelahkan tetapi Ai di sampingnya masih duduk terjaga. Entah kenapa Ai masih belum bisa tertidur juga.

Tiba-tiba fikirannya tertuju pada satu.

“Laki-laki Pink..” gumamnya pelan.

“Siapakah dirimu yang sebenarnya?”

 Ai menarik nafas pelan, tidak ada gunanya juga ia memikirkan laki-laki berambut pink itu. Ai saja tidak mengenalnya, mengetahui namanya juga tidak lalu untuk apa ia memikirkan laki-laki itu. Ai hanya bisa menggerutu dalam hati, kenapa ia menjadi seperti ini.

Ai kemudian melirik ke arah jendela kamarnya. Matanya membulat ketika melihat pemandangan di depannya.

“Ahh.. apakah itu salju yang turun?” tanya Ai entah kepada siapa karena Aimee memang sudah tidur.

Ai pun turun dari tempat tidur dan selimut yang tadi menghangatkannya.  Ia hampiri jendela kamarnya untuk melihat lebih jelas pemandangan salju yang turun. Eos memang masih sama dengan Bumi. Eos juga memiliki salju.

“Indah..” ucap Ai pelan, ia tersenyum kecil.

Dari jendela kamrnya, Ai bisa melihat menara, bangunan dan halaman Eos School of Magic tertutupi oleh salju. Ini bukan pertama kalinya Ai melihat salju. Karena Ai adalah keturunan Jepang-Indonesia, ia juga sering berlibur ke Jepang. Di Jepang Ai beberapa kali telah menikmati musim salju. Namun salju di Eos iniberbeda, salju di Eos berbentuk butiran kristal yang indah.

Saat Ai tengah menikmati pemandangan salju di depannya, pandangannya tiba-tiba jatuh pada sesuatu di halaman.

“Pink..”

Ai begitu kaget. Laki-laki yang dilihatnya kemarin malam dan tadi pagi. Laki-laki yang sering masuk ke dalam lamunannya. Ia sekarang ada di halaman. Namun kekagetan Ai berubah menjadi kekaguman ketika Ai melihat apa yang sedang dilakukan oleh laki-laki ‘Pink’ itu di halaman.

Laki-laki ‘Pink’ itu tampak sedang membuat patung dari es. Dengan mata Ai yang tajam, Ai yakin laki-laki itu tengah membuat patung es wanita. Entah kenapa ada rasa tidak suka di dalam diri Ai melihat laki-laki itu membuat patung wanita lain.

“Ehh.. what’s wrong with me? Nooo.. i can’t be like this” rutuk Ai pada dirinya sendiri. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir segala pikiran yang baru saja ia rasakan. Ia kembali menatap laki-laki di halaman itu.

“Pink..”

Seakan mendengar panggilan dari Ai, laki-laki itu mendongakkan kepalanya tepat ke arah jendela kamar Ai. Ai yang melihat laki-laki itu memandang ke arahnya spontan membalikkan badannya.

Di halaman laki-laki ‘Pink’ itu menyeringai. Xiumin sudah menyadari sejak tadi ia telah diperhatikan ole Ai dari jendela kamarnya. Meskipun kamar Ai tinggi namun Xiumin dapat melihat jelas sosok gadis itu berkat pandangan matanya yang tajam.

“Gadis Silver Blood itu..” gumamnya dengan seringai yang masih tetap melekat di ujung bibirnya. Xiumin tadinya baru saja kembali dari danau yang tak jauh dari bangunan Eos School of Magic, kemudian salju turun bertepatan saat dia tiba di halaman ini. Dan entah waktu yang tepat atau tidak, tiba-tiba saja Xiumin teringat dengan mendiang Eommanya yang telah meninggal. Dan tanpa sadar ia sudah membuat patung es itu, patung es dengan rupa Eommanya.

“Oh my god..” kaget Ai, ia kemudian memundurkan badannya ke arah tempat tidur. Dicengkramnya bajunya tepat di dadanya.

‘Deg.. Deg.. Deg..’

Ai bisa merasakan detak jantungnya berdebar dengan kencang.

“Kenapa denganku? Tidak biasanya aku seperti ini?” fikir Ai, ia kemudian kembali menarik nafas untuk menenangkan dirinya dan debaran jantungnya. Setelah agak tenang, Ai memberanikan diri untuk menengok ke arah halaman kembali. Tapi sayang sosok laki-laki itu sudah tidak ada lagi. Ai mendesah pelan karenanya, namun tiba-tiba saja sebuah fikiran gila hinggap di benaknya.

“Tidak apa-apa kan? Lagipula sekarang sudah sangat malam pasti semuanya sudah tidur?” batin Ai.
Akhirnya dengan segenap keberanian Ai mengendap-endap keluar dari kamarnya dan Aimee yang ada di lantai 4. Setelah beberapa menit Ai berjalan, akhirnya ia sampai di halaman tempat Xiumin tadi berdiri. Ai kini dapat melihat jelas rupa patung es berbentuk wanita buatan laki-laki itu. Dengan langkah perlahan Ai mendekati patung itu, ia mengulurkan tangannya, mencoba menyentuh patung es wanita itu.

Namun baru saja Ai akan menempelkan tangannya, patung es itu justru hancur menjadi keping-kepingan es membuat Ai berteriak.

“Ahhhhh..”

Ai jelas saja kaget melihat kejadian itu. Ia menjadi semakin panik ketika merasakan kehadiran seseorang yang ia yakini sekarang tengah berdiri di belakangnya.

“Kau..”

Ai membeku. Ini pertama kalinya gadis itu mendengar suara Xiumin .

‘Deg.. Deg.. Deg’

Detak jantung Ai semakin kencang. Badannya membeku, Ai ingin sekali membalikkan badannya untuk melihat rupa Xiumin tapi badannya sama sekali tidak bisa ia gerakkan.

Xiumin menaikkan sebelah alisnya, ia merasa heran dengan gadis Silver Blood ini. Kenapa gadis itu sekarang justru hanya diam saja? Dengan langkah gontai akhirnya ia menghampiri gadis itu. Dicengkramnya bahu gadis itu dan diputarnya badannya membuat mereka kini saling bertatapan mata dalam jarak yang dekat.

“Gadis ini.. matanya..” gumam Xiumin dalam hati.

“Apa yang kau lakukan di sini Silver Blood? Ini sudah sangat malam dan bukan waktu yang tepat untukmu berkeliaran” tanya Xiumin dengan nada yang menusuk.

“A.. Maaf Sunbae.. A.. Aku.. Hanya ingin mencari angin, ya iya aku mencari angin..” jawab ai dengan terbata-bata, ia sedikit meringis merasakan rasa dingin yang ada di bahunya akibat cengkraman tangan Xiumin.

“Tangannya sangat dingin.. Apa semua pengedali es tangannya sedingin ini?” batin Ai dalam hati.

Xiumin tak menjawab, ia kemudian melepaskan cengkraman tangannya dari Ai saat melihat gadis iru meringis. Xiumin kemudian berbalik hendak pergi meninggalkan Ai. Namun teriakan Ai menghentikan langkahnya.

“Tu.. Tunggu Sunbae!!”

Ai berjalan mendekati Xiumin yang berhenti bebrapa langkah di depannya. Xiumin tak menjawab, ia hanya melirik Ai dari ekor matanya menunggu apa yang akan Ai katakan.

“Siapa nama Sunbae?”

Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari mulut Ai. Pertanyaan yang sudah ingin Ai tanyakan namun ia tidak berani utarakan kepada Xiumin. Xiumin menyeringai membuat Ai terheran.

“Kenapa sih laki-laki ini suka sekali menyeringai, memangnya ada yang lucu?” rutuk Ai dalam hati, tapi ia tetap setia menunngu jawaban dari laki-laki di depannya ini.

Xiumin akhirnya menoleh dan memajukan dirinya hingga jarak wajahnya dan wajah Ai hanya 10 cm. Sontak saja mata Ai membulat, badanyya kembali membeku. Ai bisa dengan jelas merasakan deru nafas Xiumin yang ternyata hangat menerpa wajah manisnya. Wajah gadis itu sekarang memang benar-benar manis karena semburat merah yang menutupi pipnya membuat seringai Xiumin tak menghilang.

“Ingat namaku Silver Blood karena aku yakin kita akan terus bertemu” perintah Xiumin membuat Ai mengangguk secara tidak sadar.

“Namaku..

‘Deg..

Wajah Xiumin maju 5 cm

..Xi-u..

Wajah Xiumin maju hingga tepat berada di depan telinga Ai.

..Min”

Xiumin meniup telinga Ai membuat gadis itu semakin terbujur kaku, ia kemudian kembali berdiri tegak dan berjalan meninggalkan Ai yang sudah seperti patung es yang ia buat tadi. Di tengah kegelapan malam dan dibawah sinar bulan Ai berdiri layaknya patung es. Badannya masih kaku dengan kelakuan Xiumin tadi.

‘Deg.. Deg.. Deg’

“Oh my.. ini tidak bagus”


*** to be continue



 



1 komentar: