Sabtu, 02 Februari 2013

[Fanfiction] When You Say Goodbye | MyungYeon


WHEN YOU SAY GOODBYE

Author : Jibeng

Genre : Angst, Romance (?)


Cast : Park Jiyeon. Kim Myungsoo


FF ini murni buatan saya ._. jika ada kesamaan dengan ff lain mungkin itu tidak sengaja. dont bashing and plagiator! c;

















/Jiyeon POV/

                Mendung, aku tau sore ini akan turun hujan. Tapi aku sudah janji pada Myungsoo Oppa akan menunggunya sepulang sekolah di sudut taman kota. Tempat ini, tempat pertama aku dan Myungsoo Oppa bertemu. Dulu aku datang kemari dengan amarah dan berteriak-teriak di sudut taman kota ini yang memang jarang ada pengunjungnya. Tak ku sangka teriakkan ku membangunkan tidurnya. Aku heran mengapa dulu Myungsoo Oppa sering tidur di bawah salah satu phon yang rindang disini, apakah kamarnya tidak cukup nyaman? Setelah kejadian iu aku masih penasaran dengan Myungsoo Oppa, dulu setiap harinya aku selalu menyempatkan untuk datang kesini. Dan benar saja, dia masih saja setia sering tertidur disini. Aku mengira Myungsoo Oppa adalah pribadi orang yang sombong. Yah, terlihat dari wajah prince ice-nya dia orang yang dingin. Semua itu memang benar, dia memang tertutup dan cenderung tidak banyak bicara pada orang yang baru saja ia kenal, tapi jika kau mengenalnya lebih dalam.... Ah aku tidak ingin memberitahu ini, aku takut kau jatuh cinta pada Myungsoo Oppa seperti aku, haha. Aku fikir aku adalah salah satu yeoja yang beruntung yang dapat menaklukan hatinya. Perlu sedikit berkorban memang, mengingat ia jarang berbicara pada orang yang baru ia kenal. Banyak-banyak bersabar itu pasti. Mungkin sifat kekanak-kanakanku yang meluluhkannya. Sebenarnya aku benci disebut kekanak-kanakan, tapi dulu 
Myungsoo Oppa pernah menertawai sifat kekanak-kanakanku.

                Dulu dia juga memberitahuku jika ia menyukai wanita dengan sifat yang dewasa. Aku tidak begitu yakin jika Myungsoo oppa benar-benar menyukai wanita yang bersifat dewasa sedangkan ia menyatakan cintanya pada gadis SMA sepertiku yang katanya sendiri aku kekanak-kanakan. Ah iya hari ini tepat satu minggu hari jadi aku dan Myungsoo Oppa. Masih sangat baru? Memang. Tapi Myungsoo Oppa mengajariku banyak hal.

                Pernah waktu itu aku menunggu Myungsoo Oppa hingga kurang lebih dua setengah jam. Waktu itu aku ada janji menonton dengannya, tapi ia menggagalkan semuanya. Aku marah? Jelas. Dia meminta maaf? Pasti. Tapi aku masih kesal padanya karna dia hanya meminta maaf. Yap! Waktu itu sifat kekanak-kanakanku keluar. Aku tau Myungsoo Oppa kewalahan menghadapi sifatku pada waktu itu. Tapi aku senang ia berjuang demi mendapatkan kata maaf dariku. Aku memaafkannya itu pasti. Lalu ia jelaskan semua alasannya mengapa ia terlambat waktu itu. Aku hanya ber-oh ria pada waktu itu mengetahui ia sibuk sendiri dengan gitar dan murid-muridnya. Myungsoo Oppa memang membuka les gitar dirumahnya. Dan waktu itu salah satu muridnya akan ikut lomba dan.... Myungsoo oppa lebih mementingkan muridnya itu daripada aku. Tapi aku senang ketika Myungsoo Oppa menjelaskan dia akan memberikan semua sisa umurnya padaku. Terdengar berlebihan? Entahlah tapi aku mempercayainya. Aku tau Myungsoo oppa adalah seseorang yang bisa dipercaya. Dan dari kejadian itu Myungsoo oppa menyuruhku untuk menjadi gadis yang dewasa dan mau mendengarkan penjelasan orang lain dulu. Hah.. Dia mengajariku tentang kedewasaan.

               Ah iya pernah sewaktu itu aku berkunjung ke kampusnya, saat itu aku dan Myungsoo Oppa sedang makan dikantin. Aku baru tau jika Myungsoo Oppa ini mempunyai banyak fans wanita. Aku tau kekasihku ini memang tampan, haha. Ada salah satu teman Myungsoo Oppa mengirimkan pesan singkat pada Myungsoo Oppa. Ia mengatakan bahwa ia menyukai Myungsoo Oppa dan ingin Myungsoo Oppa menjadi kekasihnya. Aku tau ini karna Myungsoo Oppa sendiri yang memberitahukan ini padaku. Aku marah? Sedikit. Tapi yang lebih tepatnya aku kesal! Wanita itu berani-beraninya menyatakan cinta dan menyuruh Myungsoo oppa untuk menjadi kekasihnya lalu memutuskanku. Tapi lagi-lagi Myungsoo Oppa menenangkanku. Entahlah dia selalu bisa membuatku tenang. Myungsoo Oppa jelas memilihku dan menyuruhku untuk diam. Dia tidak mau menyaki perasaan wanita itu dan juga perasaanku. Myungsoo Oppa menjelaskan semuanya kepada wanita itu dan yap, wanita itu dengan sendirinya berhenti mengejar-ngejar  kekasihku ini. Disini aku belajar jika dalam hubungan harus saling terbuka. Aku merasa sangat beruntung mempunyai kekasih sejujur Myungsoo Oppa. Mantan-mantanku saja tidak ada yang berani sejujur dia.

                Ku lihat jam ditanganku, sudah menunjukkan pukul empat sore. Jadi, aku telah menunggu Myungsoo Oppa selama tiga puluh menit? Ah itu masih biasa. Mengingat aku pernah menunggunya hampir dua setengah jam. Sebenarnya aku ragu jika Myungsoo Oppa hari ini akan datang. Mengingat kemarin baru saja aku membuat kesalahan. Sebenarnya ini bukan sepenuhnya kesalahanku. Ada sedikit kesalapahaman dari kami.

                kemarin adalah Saturday Night, Myungsoo Oppa tidak menjanjikan dia akan datang kerumah ku, sementara aku sangat bosan sendirian dirumah. Appa dan Eomma pergi ke rumah Ahjumma, sedangkan Chrong Eonnie pergi bersama Jinyoung Oppa. Dan aku? Aku hanya sendiri dirumah. Ahirnya aku memutuskan untuk memanggil Jieun , Luna dan Taemin. Mereka semua adalah sahabat-sahabatku. Keucali Taemin, dia mantan kekasihku. Sebenarnya aku tidak menyuruh Taemin untuk datang kerumahku, tapi Luna yang memanggilnya untuk datang. Aku tidak bisa menolak ajakan Luna, mengingat ia adalah sahabatku sendiri. Disaat Jieun dan Luna pergi membeli snack, aku dan Taemin hanya berdua dirumah. Taemin menyarankan agar aku dan dia menunggu Jieun dan Luna sambil bermain PS. Itu bukan ide yang buruk bukan? Dari pada aku bosan menunggu. Kami terlalu asik bermain PS, sampai-sampai aku tak menyadari jika Myungsoo Oppa melihatku dan Taemin yang sedang bermain PS sembari bercanda. Aku lihat tatapan Myungsoo Oppapenuh kebencian saat melihat Taemin duduk disampingku. Aku sudah mencoba untuk menjelaskannya tapi Myungsoo Oppa malah pergi meninggalkanku. Aku juga telah berusaha untuk menghubunginya. Tapi nihil, nomor Handphonenya tidak aktif dia malah mengirimkan pesan singkat untukku yang menyuruhku untuk datang kesini, ke Taman Kota ini. Tapi sampai saat ini ia belum datang juga. Apa ia lupa? Apa ia sengaja? Haruskah aku pulang mengingat langit semakin gelap? Sebenarnya mengapa Myungsoo Oppa menyuruhku kemari? Begitu banyak pertanyaan muncul dibenakku. Firasatku dari tadi sulit untuk diartikan. Aku takut, tapi aku berusaha untuk menutupi ketakutanku. Aku hanya tidak mau ketakutanku menjadi kenyataan.

                “Jiyeon-ah” suara itu mengagetkan lamunanku. Suara yang dimiliki oleh orang yang sedari tadi aku ceritakan, aku fikirkan, aku takutkan dan orang yang aku cintai. Tapi ada yang aneh dari cara memanggilnya, selama aku dan Myungsoo Oppa berpacaran dia tidak pernah memanggil namaku secara langsung, dia selalu memanggilku dengan sebutan ‘babyeonnie’. Tapi sekarang? Ia memanggil ku seperti waktu pertama kali aku mengenalnya.

                “Mian, aku terlambat lagi. Tadi....”

                “Ne, gwenchanna Oppa. Duduk sini Oppa” sebelum dia melanjutkan perkataanya aku sudah memotongnya dan menyuruhnya duduk disampingku. Aku mendengar lengosan kecil darinya. Sebegitu kesalnya dia kepadaku? Kini ia duduk disampingku tanpa berbicara apapun, terlihat seperti orang yang sedang berfikir. Aku kesal jika ia terus-terusan mendiamkan ku seperti ini. Dia menyiksaku! Menyiksa batinku!

                “Oppa, mianhae” entah mengapa aku meminta maaf padanya seolah-olah semalam aku sengaja merencanakan kejadian semalam. Aku tau Myungsoo Oppa adalah orang yang egois. Aku rela jika harus meminta maaf duluan walaupun bukan sepenuhnya salahku.

                “Seharusnya aku yang meminta maaf. Maaf jika selama ini aku memaksamu menjadi wanita dewasa, maaf karna aku sering membuatmu menunggu. Aku tau aku egois. Maafkan aku Jiyeon-ah” Deg! Kenapa dia berbicara seperti itu? Seakan selama ini ia memaksaku untuk dewasa, Oppa kau salah. Aku tak pernah berfikir jika kau memaksaku.

                “Tapi Jiyeon, aku memaksamu itu juga demi kebaikanmu nanti. Aku hanya ingin kau belajar mandiri” Diam. Aku hanya bisa diam mendengar apa yang ia ucapkan. Entahlah aku merasa sesak mendengar kata-kata yang ia lontarkan. Aku tidak tau apa jalan fikiranmu Oppa! Ck, kenapa lidahku kelu? Aku ingin menerangkan semuanya tapi tsaahh, kenapa aku tidak bisa berbicara apapun?

                “Jiyeon-ah, aku tidak mau menyakitimu lagi. Aku tau kau lelah dengan sifat egoisku. Aku ingin mengakhiri hubungan kita. Kau bisa cari namja yang lebih baik dariku. Gomawo untuk semuanya” Aku mencoba membendung air mataku, kulihat matanya. Tenang namun aku tau jika ia juga merasakan sakit. Aku tidak terlalu yakin jika ia benar-benar mengikhlaskanku. Aku tidak bisa berkata-kata apapun. Semuanya terlalu sakit! Aku tidak mengira Myungsoo Oppa akan mengakhiri hubungan kita yang baru berumur jagung ini. Aku tidak kuat, sungguh. Bahkan sekarang aku menangis.

                “Uljima......” Myungsoo Oppa menarikku kedalam pelukannya. Apa ini? Tadi ia memutuskanku dan sekarang ia memelukku lagi? Oppa, jangan permainkan aku!

                “Jangan tinggalkan aku Oppa,aku membutuhkanmu” dengan susah payah aku mengucapkan ini. Dan hanya kata-kata itu saja yang keluar dari mulutku. Aku memeluknya erat. Aku berharap ia sedang bercanda. Jika iya Myungsoo Oppa sedang bercanda, kau berhasil Oppa! Ayo sekarang hentikan candaanmu ini. Ini terlalu sakit!

                “Mianhae Jiyeon, aku tidak bisa. Lebih baik kau cari penggantiku. Sekali lagi gomawo untuk semuanya. Pulanglah, langit semakin gelap. Aku ada acara, aku duluan Jiyeon-ah. Annyeong!” lihat? Sekarang ia malah pergi meninggalkan ku sendiri disini. Bahkan acaranya lebih penting dari pada aku. Kau berbohong Oppa. Mana janjimu dulu? Aku kecewa. Aku kecewa pada diriku sendiri yang tidak bisa untuk menahanmu.

                Satu hal yang harus kau tau Oppa, aku tetap akan mencintaimu.

3 komentar: