Eos
School Of Magic – Chap4.Hero.
Author:
Jibeng and Frost Lady
Genre :
Fantasy, Drama, Romance, School Life
Rating :
T
Casts :
- Yukohara Ai
- - Aimee
Frisbey
- EXO's Kris
- EXO's Chanyeol
- EXO Member
With
you, Im the main character of a movie
As
if I’m about to film an action scene to come
See
you, as if I’ve become a hero
You’re
perfect to me, I imagined
How
would it be if we were together?
If
only you say okay, everything is perfect
--Kris.
Eos, 02 Feb
20xx
Satu
minggu setelah pertemuan Ai dan Aimee dengan para Darah Murni, mereka berdua
telah disibuk kan dengan kelasnya masing-masing. Seperti hari ini Ai yang sibuk
dengan kelas Water Controllingnya dan Aimee yang baru saja menyelesaikan kelas
Mind Controllingnya. Kelas Mind Controlling cukup menguras tenaga dari Aimee
yang memang kekurangan waktu untuk istirahat, Aimee berharap jika seperti saat
ini kekuatannya dapat diandalkan Ia akan benar-benar sangat bersyukur mempunyai
kekuatan itu.
Diliriknya
arloji manis yang bertengger dipergelangan tangan kirinya telah menunjukkan
pukul setengah empat sore. Ia hampir melupakan makan siangnya. Semenjak di ESM,
jadwal makan Aimee sangat berantakan. Kini cacing diperutnya kembali bersuara
meminta jatah makan siangnya. Aimee yang tadinya berniat untuk beristirahat ke
kamar memutuskan untuk pergi ke Ruang Makan utama ESM.
Dengan
langkah riang Aimee menuju ke kantin, di fikirannya sudah terlintas makanan apa
saja yang akan ia makan untuk mengisi perut kosongnya. Saat Aimee melintasi
koridor yang menghubungkan antara kelasnya dengan Ruang Makan utama ESM, ia
merasa ada yang memperhatikannya. Aimme berhenti di tengah-tengah koridor yang
kebetulan sudah kosong itu. Memang saat sore seperti ini para siswa-siswi ESM
lebih memilih untuk beristirahat di kamar mereka masing-masing, namun gadis itu
tidak ambil pusing dengan kejadian ini dan melanjutkan perjalanannya menuju
kantin dengan semangat.
Kini
beberapa makanan yang lezat dan siap untuk dimakan telah terpampang jelas didepan
Aimee. Gadis berponi tengah itu menggigit bibirnya tidak sabar untuk memakan
semua makanan itu. Aimee memilih tempat duduk yang berada dipinggir jendela
sambil menikmati pemandangan yang langsung menuju ke arah taman ESM.
Suapan
pertamanya berhasil masuk dengan tenang dan Aimee sangat menikmati suapan demi
suapan dari makanan itu, Ia merasa dirinya tidak makan selama beberapa hari.
Saking sibuknya dengan apa yang Aimee makan, gadis itu tidak menyadari dengan
keadaan sekitarnya yang telah berubah.
Didepan
meja makan Aimee kini tidak hanya ada makanan, melainkan ada seorang lelaki
berparas manis yang sedang memperhatikan Aimee dengan lekat. Aimee menghentikan
kegiatan makannya tadi dan mendongak melihat siapa yang sudah duduk di
depannya. Hampir saja gadis itu tersedak melihat ada orang baru yang muncul
didepannya.
“Nu..nugu?”
tanya Aimee masih dengan mulut yang berisi beberapa makanan yang belum sempat
ia telan.
“Kau
tidak tahu siapa aku?” bukannya menjawab, lelaki didepannya itu ikut bertanya.
Aimee hanya menggelengkan kepalanya membuat Kai –lelaki tadi terkejut melihat
ekspresi dari Aimee.
“Kau tau
Darah Murni?” Kai masih bertanya. Dengan ragu Aimee menganggukan kepalanya.
“Nah! Aku
adalah salah satu bagian dari mereka. Aku Kim Jongin, panggil saja Kai. Aku
yang tertampan dari semua saudaraku” Aimee yang mendengar jawaban dari Kai itu
hanya bisa terdiam melihat kelakuan lelaki yang baru dikenalnya itu. Kai masih
terus mencoba mengenalkan dirinya dan kini rasa lapar Aimee mulai menghilang
digantikan dengan rasa risih karena kelakuan Kai.
“Lalu apa
maksud dari kedatanganmu kesini?” karna tidak ingin berbasa-basi lagi Aimee
menanyakan apa yang membuat salah satu dari Darah Murni datang menghampirinya.
“Ah! Aku
hampir melupakannya. Kau tau Chanyeol kan?” Aimee hanya menjawab dengan
anggukan.
“Kau
disuruh untuk menemui mentormu itu, ia sudah menunggumu di taman belakang
Asrama kita. Jangan tanya apa alasannya menyuruhku karna aku juga tidak tahu.
Sekarang kau boleh pergi” belum sempat berbicara Aimee sudah mendengar perintah
atau yang lebih mirip dengan usiran dari Kai.
Aimee
mendecak pelan dan pergi meninggalkan Kai. Bukan karena ia takut pada Kai namun
ia sudah sangat malas mendengar apa yang Kai ucapkan. Sekarang ia bimbang,
antara harus mengikuti perintah dari Kai atau kembali ke kamarnya untuk
beristirahat? Aimee hanya takut jika Kai membohonginya, tapi bagaimana jika
Chanyeol benar-benar sedang menunggunya?
Langkah
kaki Aimee mengikuti otaknya. Ia berpikir untuk menemui Chanyeol dari pada
harus terlibat masalah lagi dengan mentornya itu. Namun dalam hati, Ia menolak.
Ada sedikit firasat buruk yang Aimee rasakan. Segera ia buang rasa was-was itu
jauh-jauh dan mempercepat langkah kakinya sebelum Chanyeol menunggu lama.
“Lama
sekali!” Bentak Chanyeol saat Aimee muncul dihadapannya. Dengan perasaan sengit
Aimee hanya bisa menahan amarahnya. Tidak mungkin ia harus melawan mentornya
untuk kedua kalinya. Sebenarnya Aimee bisa saja melawan namun sore hari ini ia
malas untuk meladeni semua ucapan Chanyeol.
“Ada apa Sunbae?”
dengan stylenya yang tidak suka basa-basi Aimee langsung to the poin pada
Chanyeol.
“Bahkan
kata maaf tidak keluar dari mulut mu”
“...Aku
punya tugas untukmu” Setelah tersenyum meremehkan, Chanyeol kembali melanjutkan
kata-katanya.
“Tugas?
Tugas apa?” tanya Aimee heran. Ini adalah pertama kalinya Chanyeol memberinya
tugas.
“Sudah
jangan banyak tanya! Kau tahu Death Forest kan? Aku ingin kau kesana untuk
mengambil Bloody Rose” ucapnya penuh dengan seringai.
“Death
Forest? Bukankah itu kawasan terlarang? Sedangkan aku tidak mengetahui apa itu
Bloody Rose” Aimee berusaha menolak tugas itu dengan halus.
“Tidak
untuk saat ini. Kau mau kan menolongku? Aku sangat membutuhkan Bloody Rose itu.
Jika kau tidak tahu apa itu Bloody Rose. Masuk saja ke dalam Death Forest, kau
hanya perlu berjalan lurus kearah barat dan kau akan menemukannya” pinta
Chanyeol.
Aimee
menatap mata Chanyeol. Dilihatnya ekspresi dari mata itu tidak menunjukkan
kebohongan. Dengan berat hati gadis berponi itu mengangguk pelan dan mengiyakan
kemauan dari sunbaenya itu.
“Baiklah
sunbae. Kali ini aku akan menolongmu” senyuman tulus terukir diwajahnya.
Tidak
perlu basa-basi Aimee langsung pergi untuk menjalankan tugas yang diberi
Chanyeol. Saat Aimee mulai menjauh dari pandangan Chanyeol, laki-laki berbadan
tinggi itu menunjukkan seringainya sambil bergumam “Dasar
Silver Blood bodoh”
****
Aimee
berjalan dengan berhati-hati memasuki Death Forest. Semakin ia memasuki hutan
itu, suasana hatinya semakin tidak karuan. Ada beberapa rasa cemas yang
tiba-tiba saja muncul dibenaknya. Aimee melihat sekelilingnya, banyak tumbuhan
liar yang dibumi belum pernah ia lihat sehingga membuatnya semakin terasa
mencekam. Apalagi ditambah dengan nama dari Bloody Rose yang membuat bulu kuduk
Aimee merinding. Dari namanya saja Aimee baru mendengarnya tadi, bagaimana
dengan rupanya? Aimee sungguh belum pernah melihatnya.
“...Aku sangat membutuhkan Bloody Rose itu. Jika kau
tidak tahu apa itu Bloody Rose. Masuk saja ke dalam Death Forest, kau hanya
perlu berjalan lurus kearah barat dan kau akan menemukannya”
Kata-kata Chanyeol terngiang
difikiran Aimee. Sejauh ini ia sudah mengikuti apa yang Chanyeol katakan. Ia
sudah berjalan lurus ke arah barat.
“Haruskah
aku berjalan lebih jauh lagi? Sudah sejauh ini tapi aku belum melihat bunga
yang dikatakan Chanyeol sunbae..” keluh Aimee. Tiba-tiba saja ia mencium
sesuatu.
“Ughh..
Bau apa ini? Sangat aneh..” ucap Aimee saat indra penciumannya mencium sesuatu
yang berbau wangi namun sedikit anyir. Aimee belum pernah menghirup aroma
seperti ini, di bumi tidak ada wangi-wangian seperti ini.
“Ishh..
Jinjja bau apa ini?” sekali lagi ia mengeluh. Meskipun begitu Aimee tetap
melanjutkan perjalanannya untuk mencari Bloody Rose itu.
Semakin
Aimee melanjutkan langkah kakinya semakin kental pula bau wangi dan anyir itu
di hidungnya. Dari kejauhan Aimme melihat setangkai bunga mawar yang warnanya
lebih gelap daripada bunga mawar pada umumnya. Bunga itu merahnya terlihat
lebih gelap dan menyerupai warna darah. Namun semakin didekati bau wangi dan
anyir itu semakin menusuk indra penciuman Aimee.
“Inikah
Bloody Rose itu?” ucap Aimee sambil menutup hidungnya.
“Sebenarnya
bunga ini cantik namun entah mengapa aku merasa sedikit aneh dengan bau dan
warnanya?” saat Aimee hendak menyentuh bunga itu, tiba-tiba saja Aimee
mendengar suara cekikikan dari arah belakangnya.
“Hihihi..”
Dengan
cepat Aimee memutar badannya. Di belakangnya terlihat seorang gadis kecil yang
berambut pirang. Gadis kecil itu masih saja tertawa cekikikan menatap Aimee
dengan pandangan yang misterius. Beberapa detik kemudian gadis kecil yang
memakai gaun dan menurut Aimee terlihat seperti noni-noni Belanda itu mendekat
ke arahnya.
“Kau
siapa?” tanya Aimee pada gadis kecil itu. Gadis kecil yang ternyata adalah
arwah itu sekarang berada di depannya dan kembali tertawa mendengar pertanyaaan
Aimee.
“Eonni..
jangan dekat-dekat dengan bunga itu..” ujar gadis kecil itu.
“Kenapa?
Aku sangat membutuhkan bunga ini” Aimee kembali bertanya kepada arwah gadis
kecil di depannya itu.
“Hihihi..
eonni tidak perlu tahu, lebih baik sekarang eonni pergi saja dari sini dan
jangan pernah kembali ke Death Forest” ucap gadis kecil itu. Ia kemudian
langsung berlari meninggalkan Aimee yang masih berdiri di depan bunga Bloody
Rose.
“Ya! Mau
kemana?” teriak Aimee pada arwah gadis kecil itu yang berlari semakin jauh.
Karena masih penasaran dengan jawaban gadis kecil itu Aimee mengejarnya masuk
semakin dalam ke Death Forest.
“Ya!
Tunggu sebentar!” Aimee kembali meneriaki gadis kecil itu yang berlari semakin
jauh.
Karena
Aimee terlalu bersemangat mengejar gadis kecil itu, ia melupakan tujuan awalnya
ke Death Forest ini. Lama-kelamaan daerah di sekitar Aimee yang sedang berlari
itu semakin terang. Hutan yang tadinya lebat sekarang mulai berkurang pepohonannya.
Gadis kecil itu menghilang dari pandangan Aimee ketika ia sampai di mulut tanah
lapang. Aimee heran mengapa ada tanah lapang didalam Death Forest ini. Keheranannya
semakin bertambah saat ia merasakan ada guncangan aneh ditempat ia berpijak.
“Omo!
Apakah ini gempa? Adakah gempa di Eos?” Aimee membualtkan matanya ketika
guncangan yang ia rasakan semakin hebat.
Kini
keheranannya bertambah dengan kekagetan yang muncul saat angin yang berhembus
kencang menerpa tubuh Aimee yang mungil. Ia menundukkan pandangannya karena ia
tidak mau matanya terkena beberapa tanah yang terbang akibat dari angin yang
berhembus kencang itu.
Sambil
mengerjapkan kedua matanya, sayup-sayup ia melihat bayangan hitam yang ada
ditanah. Angin yang berhembus itu semakin kencang membuat rambut gadis itu
berantakan. Didongakannya kepala gadis itu dan melihat sosok yang selama ini
belum pernah Ia liat secara langsung dibumi. Sebenarnya sosok itu pernah ia
lihat di buku dongeng masa kecilnya. Naga. Benarkah yang dilihatnya itu adalah
seekor naga?
Saking
kagetnya Aimee hanya bisa terdiam. Badannya membeku melihat sosok Naga besar
berwarna abu-abu yang hidungnya mengeluarkan asap.
“Hhhh..
Rrrrrrr..” Naga itu meraung dan siap menyemburkan api ke arah Aimee yang hanya
bisa membeku di tempat.
Sebelum
Aimee merasakan panas dari semburan api sang Naga, ia dikagetkan dengan
seseorang yang menariknya ke dalam dekapan dan melindungi Aimee dari semburan
api itu. kini wajah Aimee berhadapan langsung dengan dada bidang laki-laki yang
melindunginya. Didongakkan kepalanya menatap wajah laki-laki itu.
“Kk..Kriss?”
ucapnya saat melihat siapa laki-laki yang masih memeluknya dengan erat seakan
tidak ingin menyakiti gadis itu.
Kris yang
mendengar panggilan lirih dari Aimee hanya menatap gadis itu sebentar lalu
membalikkan badannya. Tubuh ramping Aimee yang masih berada didekapannya itu
ikut membalik karena dekapan Kris yang masih melingkar dibahu Aimee.
Kris
menatap Naga di atasnya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan. Naga yang
dipandangi oleh Kris tak lama kemudian mengangguk patuh, seakan mengerti apa
maksud dari tatapan Kris. Naga itupun terbang tinggi ke arah langit dengan
kepakan sayapnya yang lebar.
Setelah
Naga itu hilang dari hadapan kedua insan itu, Aimee kemudian membuka suara.
“Kris,
kau bisa berbicara dengan makhluk itu?” tanya Aimee masih dengan suaranya
kecilnya.
Kris yang
mendengarnya tidak menjawab dan hanya menatap gadis itu dalam-dalam. Hatinya
bergetar melihat mata Aimee yang menatapnya balik. Seumur-umur, belum ada
Silver Blood yang berani menatap langsung kepada Kris seperti itu. Pandangan
polos dari Aimee membuat Kris menyunggingkan senyumnya.
“Kau baik-baik
saja?” tanya Kris tanpa menjawab pertanyaan Aimee tadi. Bahu Aimee yang tadi
didekap oleh Kris ini dicengkramnya erat. Seakan Kris takut gadis itu terluka.
Sebenarnya Kris merasa enggan melepas depakannya dari gadis itu, namun
keselamatan Aimee tiba-tiba saja menjadi sangat penting baginya. Aimee
menggelengkan kepalanya dan menatap heran ke arah Kris.
“Punggungmu
tidak apa-apa?” Aimee bertanya balik mencoba mencari luka bakar yang
diakibatkan oleh Naga tadi pada punggung laki-laki yang sudah menyelamatkannya
itu. Kris tersenyum menatap Aimee.
“Aku
tidak apa-apa. Hewan peliharaanku tidak mungkin menyakitiku” terang Kris yang
berhasil membuat mata Aimee kembali membulat?
“Hewan
peliharaan?” Aimee bertanya lagi.
“Ya. Kau
tahu kan jika aku adalah penunggang Naga yang terakhir? Yang tadi itu adalah
anak naga yang biasa aku tunggangi. Semburan apinya tidak terlalu panas bagiku.
Aku sudah punya perisai yang diberikan dari mendiang Ayahku” baru kali ini Kris
bercerita seperti itu kepada orang lain selain beberapa saudaranya. Kris merasa
nyaman berada disamping Aimee dan masih saja menatap mata gadis itu dalam.
“Cool!”
puji Aimee. tak henti-hentinya gadis itu menyunggingkan sneyumnya membuat hati
Kris semakin berdebar.
“Kenapa
kau bisa berada disini?” Kris penasaran mengapa gadis itu bisa sampai ditempat
kandang Naganya. Selain Death Forest dilarang, kandang dari Naga Kris itu
tempatnya sangat tersembunyi dan hanya beberapa orang saja yang bisa menemukan
kandang itu.
“Oh itu..
Tadi aku berlari mengejar gadis kecil yang..Oh God! Aku lupa mengambilnya!”
Bukannya menjawab pertanyaan Kris. Aimee malah teringat oleh perintah Chanyeol
yang tadi dilupakannya. Ia cemas, takut Sunbaenya itu akan marah. Mungkin kali
ini jika Chanyeol marah, ia bisa mendapatkan hukuman. Atau mungkin Chanyeol
bisa membencinya? Banyak penyesalan yang terus Aimee pikirkan melupakan Kris
yang sedari tadi masih menatapnya bingung.
“Kenapa?”
tatap Kris penuh dengan selidik.
“Anu..”
Aimee mencoba menyusun kata-kata yang pas untuk diucapkan. Ia juga takut jika
Kris ikut marah dengan kelalaiannya.
“Ceritalah!”
“Tadi
Chanyeol Sunbae menyuruhku untuk mengambil Bloody Rose yang berada didalam
Death Forest ini, lalu belum sempat aku memetik Bloody Rose itu ada gadis kecil
yang melarangku untuk mengambilnya. Gadis itu berlari sebelum menjawab mengapa
aku tidak boleh mengambil Bloody Rose itu” cerita Aimee dengan hembusan nafas
yang berat.
“Chanyeol
yang menyuruhmu mengambil Bloody Rose?”
Aimee
mengangguk.
“Mengapa
Chanyeol menyuruhmu?”
Aimee
menggeleng dengan lemas.
“Kau
bilang ada gadis kecil? Dan tunggu.. Kau tidak tahu mengapa Bloody Rose tidak
boleh dipetik?”
Aimee
menggeleng lagi. Kris melontarkan bertubi-tubi pertanyaan yang hanya dijawab
dengan anggukan atau gelengan dari Aimee.
“Oke biar
aku jelaskan. Aku sungguh tidak tahu mengapa Chanyeol menyuruhmu, namun Bloody
Rose adalah bunga terlarang yang tidak boleh dipetik sembarang orang. ESM
mencatat hal itu didalam peraturan sekolah. Jika saja tadi kau sudah memetik
bunga itu, pasti kau sudah dihukum langsung oleh Prof. Alexander”
“Did I
look so stupid?” tanya Aimee setelah mendengar penjelasan Kris. Kris hanya
menatapnya heran.
“Kau
boleh menertawaiku. Aku sungguh tidak membaca semua peraturan dari ESM. Aku
kira itu tidak penting namun ternyata aku salah. Dan akibat ulahku, aku sangat
gampang dibodohi oleh Chanyeol Sunbae” Aimee merasa malu mengungkapkan itu.
Kris hanya terkekeh pelan melihat tingkah laku dari Aimee dan mengacak poninya
pelan.
“Sudah
sore, lebih baik kita pulang” Kita?
Tanpa Aimee sadari, Kris tersenyum geli mendengar apa yang mulutnya sendiri
ucapkan. Kris memberanikan diri menggenggam tangan Aimee. Belum sempat Aimee
memberikan reaksi, Kris sudah membuatnya tidak menapak tanah.
Ya benar.
Kini mereka berdua sudah tidak menapak tanah. Kris menunjukkan kekuatannya
dihadapan Aimee, baru kali ini Kris mengajak seseorang untuk terbang bersamanya
dan seseorang itu adalah Aimee. Lagi-lagi Kris tidak tahu mengapa ia sangat
senang melihat ekspresi Aimee yang terkejut.
Mata Aimee
mengerjap dan masih menggenggam erat tangan Kris. Ia sadar jika ia sedang
terbang, dan ini adalah pertama kalinya ia terbang tanpa mengguakan pesawat.
Aimee mendongakkan wajahnya menatap Kris yang sedari tadi memandanginya. Mereka
berdua saling bertatapan dalam diam. Tanpa keraguan, Kris tidak mengalihkan
pandangannya namun merasa lebih nyaman saat melihat raut wajah Aimee yang
terlihat nyaman dengan ekspresi terkejutnya.
“Ini
kekuatanku. Lain kali, kau tunjukan kekuatanmu didepanku” Kris bersuara masih
dengan senyum yang merekah.
“Kekuatanku
sangat aneh” nada menyesal lagi-lagi terdengar dari mulut Aimee. Melihat gadis
yang didepannya itu sedari tadi mengeluarkan nada penyesalan membuat Kris
gemas.
“Kekuatanku
bisa melihat roh” aku Aimee masih dengan menundukkan kepalanya.
Salah
satu tangan yang tadi juga menggenggam erat tangan Aimee, kini mencoba
melepaskan dan bergerak menuju wajah Aimee. Kris menyispkan rambut Aimee
kebelakang telinganya dan mencoba mendongakkan wajah gadis itu.
“Kenapa
harus malu? Itu bukan hal yang aneh” Lagi-lagi Kris memamerkan senyumannya.
“Sekarang
lihatlah sekelilingmu” perintah Kris. Aimee mengedarkan pandangannya. Langit
berwarna senja itu tamapak lebih cantik dibandingkan sunset yang berada di
bumi. Walaupun sekarang mereka jauh dari laut, namun matahari tenggelam itu
terlihat dari atas sini. Kris menerbangkannya sembari melihat matahari terbenam
dan membuat Aimee tidak berhenti terkagum-kagum.
“Its
beautiful” Aimee masih menatap sunset itu.
“Like you”
Tanpa sadar Kris menggumam pelan.
“Apa?”
Walaupun pelan, Aimee sempat mendengar perkataan Kris. Namun ragu dengan apa
yang didengarnya, Ia malah bertanya pada Kris.
“Tidak
apa-apa”
Mereka
berdua masih menikmati matahari terbenam itu dengan sedikit kecanggungan satu
sama lain. Sedangkan didalam asrama, Ai mencari Aimee kebingungan. Ai tidak
tahu mengapa sahabatnya itu tiba-tiba saja menghilang. Ai sudah mencari
keliling asrama namun nihil. Ia masih tidak bisa menemukan sahabatnya.
“Sebenernya dimana Aimee?” Tanya Ai mulai frustasi.
***to be
continue.
-